Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masih Relevankah Mengontrol Kedisiplinan Guru dan Siswa Lewat CCTV?

13 Januari 2025   13:09 Diperbarui: 13 Januari 2025   13:09 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Layar CCTV di ruang kepala sekolah. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pendidikan dan teknologi telah berdampingan dalam beberapa tahun terakhir dalam rangka mendukung pembangunan bangsa. Selain sebagai pendukung sarana dan sumber belajar, teknologi juga melayani fasilitas keamanan berupa CCTV.

Dalam perjalanan pemanfaatan CCTV di sekolah, fungsinya bukan lagi sebatas kontrol keamanan. Di banyak sekolah, CCTV justru dijadikan sebagai sarana mengontrol kedisiplinan kehadiran guru dan siswa.

Namun, masih relevankah CCTV digunakan saat ini untuk kontrol kedisiplinan guru dan siswa mengingat pendidikan di Indonesia saat ini lebih menekankan pendidikan karakter?

Ada hal menarik yang saya perhatikan pada pemasangan kamera CCTV di sekolah-sekolah Indonesia, yakni penempatannya di dalam ruangan. Maksudnya tak lain agar kepala sekolah mampu melihat apakah guru benar-benar ada dalam kelas. Seringkali, CCTV ini dijadikan semacam "alat" mendisiplinkan. Secara khusus itu yang saya lihat di sekolah-sekolah menengah atas.

Plus minus CCTV dalam ruangan kelas tentu saja ada. Kehadiran CCTV yang bisa terpantau pimpinan dianggap bisa mendisiplinkan guru. Kelas-kelas bisa terpantau jika ada yang kosong. Demikian pula jika ada kejadian tak terduga selama proses pembelajaran, seperti aksi perundungan dan kriminal lainnya. 

Namun, secara tidak langsung, CCTV pun menjadi semacam pengendali kehadiran guru di kelas. Guru-guru lebih "takut" tidak masuk kelas karena terbaca CCTV. Bukan lagi terbebani tanggung jawab sebagai pendidik. "Ada CCTV!"

Di sisi lain, hubungan emosional antara pimpinan sekolah dengan ruang kelas sedikit tergantikan oleh CCTV. Kamera yang ada di kelas membuat pimpinan bisa mengontrol kelas dari jauh. 

Sorotan saya berikutnya adalah kamera CCTV dalam kelas tidak menjamin meningkatnya mutu pembelajaran. Banyak guru yang justru merasa grogi mengajar saat tersorot kamera. 

Kondisi ini kontras dengan letak kamera CCTV dengan sekolah di Korea Selatan. Di sana, kamera justru ditempatkan di luar ruang kelas. Fungsi CCTV dominan untuk kontrol keamanan. Jika mengacu pada kontrol kedisiplinan guru dan siswa, maka bisa dipantau lewat pintu masuk gerbang sekolah dan pintu kelas. Artinya, guru dan siswa diberi kepercayaan penuh.

Jika mengacu pada membangun karakter guru dan siswa secara alamiah, maka pemasangan kamera CCTV di dalam kelas bisa diminimalisir. Sebaiknya, berikan kepercayaan penuh bagi guru menjalankan tugasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun