Manajemen AC Milan melakukan gebrakan di akhir tahun. Tanggal 30 Desember 2024, AC Milan secara resmi menunjuk Sergio Conceicao sebagai pelatih menggantikan Paulo Fonseca. Pilihan atas mantan gelandang timnas Portugal dan Inter Milan sangat tepat. Hanya dalam tempo seminggu, pada 2 pertandingan saja, Conceicao sudah mampu mempersembahkan 1 gelar.
Tugas perdana Conceicao setelah ditunjuk sebagai pelatih tidak langsung bertanding di kompetisi Serie A Liga Italia. Conceicao langsung memimpin Theo Hernandez dkk ke Arab Saudi untuk menjalani laga Supercoppa Italiana atau Piala Super Italia. Lawan yang dihadapi pun tidaklah mudah, yakni menantang penguasa liga dan piala super, Juventus di babak semifinal.Â
Juventus sempat unggul sebelum Conceicao membawa AC Milan melakukan comeback dalam tempo 5 menit untuk memenangkan laga 1-2 dan melaju ke babak final. Meskipun kedua gol sedikit diwarnai keberuntungan, tetapi karakter juara Milan sudah mulai terbentuk.
Di partai puncak, tim berjuluk Rossoneri kembali berhadapan dengan lawan tangguh, yakni tim sekota, Inter Milan. Lagi-lagi, di bawah semangat baru dan sentuhan dingin Conceicao, AC Milan berhasil melakukan comeback istimewa untuk meraih trofi juara. Tertinggal 2 gol lebih dulu dari Inter setelah gawang Mike Maignan dibobol Lautaro Martinez di menit ke-45+1 dan Mehdi Taremi di menit ke-47, mental juara AC Milan tidak kendor.Â
Kualitas strategi Conceicao mulai berdampak ketika memasukkan penyerang Rafael Leao menggantikan Alex Jimenez di menit ke-50. Dengan kaki yang lebih segar, masuknya Leao langsung beradampak.
Memasuki menit ke-52, Milan merespon lewat pemain belakang Theo Hernandez. Bek timnas Prancis ini membuat game on usai menaklukkan kiper Inter, Yan Sommer lewat tendangan bebas.Â
Di kubu Inter, pelatih Simone Inzaghi justru memilih bertahan. Blundernya, Inzaghi mengganti dua gelandang utamanya, Henrikh Mkhitaryan dan Federico Dimarco. Mereka digantikan oleh gelandang Piotr Zielinski dan bek Carlos Augusto.Â
Melihat kondisi perubahan di kubu Inter, Sergio Conceicao meresponnya dengan taktik mempertajam serangan. Dua eks bintang Chelsea, Tammy Abraham dan Ruben Loftus-Cheek dimasukkan pada menit ke-77 menggantikan gelandang Yunus Musah dan Tijjani Reijnders. Hanya berselang tiga menit, dampak pergantian pemain kembali efektif. Memanfaatkan umpan Theo Hernandez, Christian Pulisic menyamakan skor pada menit ke-80.Â
Perubahan strategi Conceicao yang berani memasang 4 striker, yakni Christian Pulisic, Alvaro Morata, Tammy Abraham dan Rafael Leao menggempur Inter yang cenderung sudah bertahan membuahkan hasil. Tammy Abraham mencetak gol ketiga Milan pada menit ke-90+3. Kerja sama apiknya dengan Rafael Leao menghasilkan gol kemenangan yang berbuah trofi juara Piala Super Italia.
Jika disimpulkan, ada tiga pemain dari tiga posisi berbeda sukses membawa Milan membalikkan keadaan melawan Inter. Poros Theo Hernandez-Christian Pulisic dan Tammy Abraham-Rafael Leao menjadi kunci ide brilian Conceicao.