Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Yang Didambakan Pada Perayaan Natal 25 Desember 2024

25 Desember 2024   15:42 Diperbarui: 26 Desember 2024   14:33 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana ibadah perayaan Natal di Gereja Toraja Jemaat Bukit Sion Salubarani. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Ibadah syukur salah satu anggota jemaat. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 
Ibadah syukur salah satu anggota jemaat. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Seusai pelaksanaan ibadah Natal, dilanjutkan dengan kegiatan ibadah syukur salah satu keluarga dalam Jemaat. Ini adalah wujud ucapan syukur keluarga atas selesainya pembangunan kompleks kuburan keluarga. Kuburan menyerupai rumah ini dalam bahasa Toraja disebut "patane".

Sudah menjadi tradisi setiap tahun bagi warga lokal Toraja, setiap bulan Desember hingga Minggu pertama Januari, akan ramai oleh ibadah Natal keluarga yang dirangkaikan dengan ibadah syukur keluarga. Tradisi ini terus terjadi karena para perantau pulang kampung. 

Beragam ibadah Natal menjawab sesuatu yang didambakan oleh keluarga Kristen Toraja. Berkumpul dengan sanak famili dalam kehangatan dan kesederhanaan Natal.

Puncak perayaan Natal di Gereja Toraja Jemaat Bukit Sion Salubarani akan dilaksanakan pada tanggal 30 Desember 2024. Sesuai dengan prakiraan, ini adalah waktu yang paling baik, mengingat para perbarui bisa mengikuti ibadah malam Natal bersama keluarga.

Momen gotong-royong dan kebersamaan mengangkat pekerjaan untuk perayaan puncak malam Natal tahun ini adalah yang paling ditunggu. Sudah pasti yang dirindukan warga Jemaat dan perantau adalah sesi menangkap babi dan memasak makanan khas Toraja, yakni pa'rarang dan pa'piong. 

Sampai saat ini, masih banyak perantau Toraja yang dalam perjalanan. Mereka datang dari Papua, Maluku, Pulau Jawa, Kalimantan dan luar negeri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun