Sampah dan manusia tak bisa dipisahkan. Lagi dan lagi, saya selalu tertarik menulis tentang kedisiplinan warga di Kota Jeju dalam membuang sampah.
Di jalan kota, kompleks Yeon-dong ada satu tempat pembuangan sampah (TPA) yang setiap hari saya lewati. Letaknya sekitar 100 meter dari tempat tinggal saya, Eco de Paris Residence.Â
TPA yang dikelilingi oleh apartemen, pertokoan, hotel, restoran dan bus stop ini senantiasa menarik perhatian saya setiap kali lewat. Di tempat ini, sampah yang dibuang warga bukan hanya sampah harian.Â
Setiap hari selalu saja ada sampah berupa selimut, bantal, seprei, jaket, boneka, jas, sepatu, peralatan elektronik, dll. Tampak pula sesekali kasur busa yang digulung rapi berpose di TPA ini. Selain itu, tentu saja sampah umum yang dikemas dalam kantong plastik khusus sampah dan sisa makanan.Â
Barang-barang tersebut sebenarnya masih layak pakai, bukan sampah sepenuhnya. Ketika warga yang sudah tak memerlukannya lagi dan membawanya ke TPA dalam keadaan rapi, sebenarnya ditujukan untuk orang-orang yang masih membutuhkannya.Â
Beberapa kali juga saya mendapati warga, entah warga lokal atau wisatawan, yang memilah barang-barang tersebut dan mengambil barang yang masih layak dipakainya.Â
Memang, banyak barang tersebut yang terlihat masih baru. Entah ukurannya kurang tepat kepada si pemilik atau modelnya yang kurang pas.Â
Oleh karena barang masih layak pakai, mereka yang membuang sampah menempatkannya dengan baik dan pada tempat yang sesuai dengan jenis sampahnya.Â
Jika dalam beberapa hari barang tersebut belum ada yang mengambil, biasanya petugas resmi dari dinas kebersihan kota akan mengangkutnya ke lokasi TPA akhir. Di dan akan menjalani sortir untuk selanjutnya didaur ulang.Â