Kehidupan makin nyaman dengan pepohonan hijau di mana-mana. Banyak variasi taman-taman mini berupa pot yang berisi pohon bonsai pinus, cemara, pumpkin tree dan aneka bunga warna-warni yang sedang mekar. Sangat nyaman berjalan kaki menyusuri jalanan Seogwipo yang bersih dari sampah.
Musim gugur juga sudah mulai nampak di Seogwipo. Hanya saja tak seintens musim gugud di daerah Jeju. Menurut informasi dari warga lokal, salju jarang terjadi di wilayah Seogwipo karena cuaca sub tropis yang cenderung hangat. Salju akan banyak terjadi di wilayah Gunung Hallasan yang mengarah ke Kota Jeju.
Toko-toko penjual barang merek terkenal dunia juga melimpah di Seogwipo. Rata-rata toko di Seogwipo buka di siang hari hingga pukul 11 malam. Hal ini dikondisikan dengan intensitas kunjungan wisatawan yang lebih banyak hadir di malam hari meramaikan Seogwipo.
Pasar tradisional dengan penataan yang membuat pengunjung nyaman pun ada di Seogwipo. Pusat-pusat kuliner ada di berbagai tempat.Â
Sementara untuk objek wisata, semua lokasi sebenarnya adalah tujuan menarik. Sayang sekali jika saya sampai melewatkannya. Cara paling baik menikmati kesejukan Seogwipo adalah dengan berjalan kaki.Â
Bangunan di Seogwipo rata-rata berlantai 1 dan 2. Hanya beberapa bangunan apartemen dan hotel yang berlantai 5-10. Kondisi bangunan yang tak terlalu bertingkat di Seogwipo ini disesuaikan dengan tingginya intensitas angin laut dan badai yang menerjang sisi timur hingga sisi barat wilayah Seogwipo yang berbatasan dengan Jeju.
Pengalaman berharga mengunjungi kota di Pulau Jeju yang mungkin tak akan habis saya ceritakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H