Seogwipo adalah kota kedua terbesar di Pulau Jeju. Letaknya bersebelahan dengan Kota Jeju.Â
Seogwipo berada di bagian timur Pulau Jeju, menghadapkan langsung ke Laut Cina Timur. Gunung Hallasan merupakan pembatas alamiah antara Seogwipo dan Jeju.Â
Perbedaan kontras Seogwipo dan Jeju adalah dari kemajuan pembangunan. Jeju penuh dengan gedung pencakar langit, sementara Seogwipo berada pada kondisi sebaliknya.
Cuaca sedikit hangat di Seogwipo dibangdingkan dengan Jeju. Hal ini diakibatkan oleh angin tropis yang masih menerpa Seogwipo. Sehingga, tidak mengherankan Seogwipo pun menjadi surga tanaman tropis.
Gunung Hallasan yang membentang membelah Pulau Jeju menjadi benteng penghalang hembusan angin tropis ke Kota Jeju. Sehingga cuaca kedua kota sedikit berbeda.
Jarak Kota Jeju ke Seogwipo sekitar 28 kilometer. Untuk menjangkau langsung kota Seogwipo tanpa sambung bus, bisa menggunakan bus warna biru nomor 282. Bus ini akan langsung membawa kita ke terminal bus yang ada di samping Jeju World Cup Stadium.
Selain itu, bisa menggunakan bus nomor 240 yang melintasi kaki gunung Hallasan. Tarif bus dari Kota Jeju ke Seogwipo adalah 1.150 Won. Jika menggunakan bus express warna merah dikenai tarif 2.000 Won. Sementara untuk taksi dan kendaraan carteran, menggunakan tarif bervariasi karena ikut menghitung penggunaan bahan bakar.
Jeruk Jeju yang terkenal di mana-mana paling banyak dibudidayakan di Seogwipo. Pada perjalanan saya ke Seogwipo hari Minggu (3/11/2024), menggunakan bus nomor 281, setelah melewati perbatasan dengan Kota Jeju, di sepanjang jalan hanya ada lahan-lahan perkebunan jeruk Jeju.Â
Di samping itu, kios-kios dan toko-toko penjual buah yang juga dikenal dengan nama tangerine ini ada di mana-mana. Sekilas, gerai penjualan buah jeruk itu mirip dengan suasana di Maroangin (Enrekang) dan di sekitar jalan poros Palopo-Masamba (Luwu) di Sulawesi Selatan.