Beberapa sisi positif dari laga melawan Udinese bagi tim asuhan Motta.
Pertama, kontribusi para pemain muda sangat dominan. Mereka yang paling vital perannya adalah Nicolo Savona, Khephren Thuram, Andrea Cambiaso, Pierre Kalulu dan Kenan Yildiz.
Nicolo Savona dan Khephren Thuram tercatat sebagai dua latar belakang terjadinya gol Juventus.
Kedua, Teun Koopmeiners dan Pierre Kalulu kembali bermain sebagai starter. Koopmeiners kembali dari masa cedera dan Kalulu turun setelah istirahat melawan Parma.
Turunnya kedua pemain vital Juventus ini membuat kualitas pertahanan dan serangan Juventus meningkat. Khusus pertahanan, sedikit terhindar dari kekuatiran rawan jebol.
Ketiga, Juventus adalah satu-satunya tim yang masih belum terkalahkan di Serie A musim ini. Kondisi ini mirip dengan pencapaian Antonio Conte kala memulai tahun perdananya melatih Juventus, yang kemudian tak terkalahkan dalam satu musim. Masa itu pun mengawali kesuksesan Juventus menjuarai Liga Italia sembilan kali beruntun.
Keempat, pertahanan Juventus tidak kebobolan. Sebelumnya, Inter Milan menjebol gawang Michele Di Gregorio 4 kali pada laga yang berakhir imbang 4-4. Kemudian dijebol lagi 2 kali oleh Parma pada laga imbang 2-2.
Juventus mencatat 8 laga tanpa kebobolan di Serie A sejauh ini.
Ini artinya, ada konsep perbaikan di bagian pertahanan dari Thiago Motta. Sepeninggal bek Gleison Bremer yang cedera, pertahanan Juventus memang meninggalkan lubang.
Kelima, bek muda Italia, Nicolo Savona kini bisa mengambil peran Andrea Cambiaso. Sunbangan sebiji gol dari Savona melawan Udinese menandai peran ini.
Cambiaso sendiri sejauh ini lebih cenderung cocok di posisi gelandang sayap. Posisi yang sama ia dapatkan di timnas Italia.