Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengapa Sungai di Kota Jeju Tetap Ramah di Bawah Hujan Lebat?

2 November 2024   04:16 Diperbarui: 4 November 2024   14:49 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungai adalah penghubung air dari pegunungan dan hutan menuju laut. Keberadaan sungai juga sangat penting dalam menjaga keberlangsungan ekosistem dan kelangsungan hidup makhluk hidup di sekitarnya.

Ketika diperlakukan layak dan terawat dengan baik, sungai akan membawa banyak manfaat. Namun, di waktu tertentu sungai bisa pula membawa bencana.

Di berbagai belahan dunia, sungai kerap kali menjadi pemberitaan karena membawa bencana banjir dan luapan sungai. Korban jiwa, harta benda dan kerusakan lingkungan terjadi. Termasuk sering menjadi sumber pemberitaan akan bencana di Indonesia.

Tetapi penampakan sungai yang kontras terdapat di Pulau Jeju, Korea Selatan. Beberapa sungai besar yang membelah Kota Jeju tampak bersahabat dengan baik dengan pemukiman dan warga sekitarnya.

Air sungai mengalir dengan aman meskipun dalam kategori meluap oleh karena hujan lebat. Tumpukan material dalam sungai hampir tidak ada selain kumpulan semak yang tumbuh di masa musim semi hingga musim panas.

Di awal November 2024, telah memasuki hari kedua hujan lebat di Pulau Jeju. Sejak hari Kamis malam hingga saat ini memasuki Sabtu pagi, hujan tak kunjung berhenti. Khusus hari Jumat, 1 November 2024, dari pagi hingga malam, intensitas hujan hampir sama. Lebat sepanjang hari. Saya menyebutnya, The Real November Rain.

Apakah terjadi luapan air sungai? Sama sekali tidak. Misalnya, Sungai Heulcheon yang membelah Kota Jeju tak menimbulkan dampak yang berpotensi mengancam pemukiman dan jalur transportasi. Sungai besar yang sumber airnya mengalir dari kawasan Pegunungan Hallasan ini tetap nyaman mengalirkan kumpulan debit air hujan.

Air keruh dengan kecepatan khas aliran sungai berjeram hanya menghasilkan gemuruh. Uniknya lagi, tak ada tumpukan sampah yang menghiasi aliran sungai. Apalagi batang-batang pohon seperti yang biasa terlihat ketika air sungai meluap.

Salah satu pemicu lancarnya air sungai di masa turun hujan adalah terawatnya sungai. Warga Pulau Jeju memang tak ada yang membuang sampah ke sungai. Sungai tetap bebas sampah dari masa kering hingga turunnya hujan. Hanya selembar dua lembar kantong plastik dan kertas yang tampak di sana. Mungkin tertiup angin.

Inilah dampak positif dari kedisiplinan warga tak mengotori sungai. Buah dari kedisplinan membuang sampah pada tempatnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun