Proyek pekerjaan jalan, apakah berupa peningkatan mutu jalan atau perbaikan biasanya berlangsung berhari-hari, bahkan berminggu-minggu. Apalagi jika jalan tersebut masuk kategori jalan nasional.
Belum lagi penggunaan beragam alat berat untuk menggali, mengeruk, meratakan dan memuluskan jalan kembali. Termasuk pengadaan material lain berupa tanah, sirtu hingga aspal yang tentunya akan mengganggu aktifitas dan mobilitas pengguna lalu lintas.Â
Dalam seminggu terakhir, ada pemandangan unik yang saya dapatkan dalam kegiatan menjelajahi Kota Jeju. Keunikan tersebut adalah cara dinas pekerjaan umum setempat dalam melakukan pekerjaan berupa perbaikan jalan dan penggalian jalan untuk perbaikan pipa saluran air bawah tanah.
Metode kerja dinas PU Kota Jeju patut ditiru. Ini kesimpulan awal saya. Mengapa demikian?
Pekerjaan pembongkaran jalan nasional yang menjadi akses utama pusat keramaian di Kota Jeju tidak pernah menimbulkan gangguan kepada pengguna jalan. Dengan kata lain, di tengah kesibukan jalan kota, tidak terlihat adanya kemacetan.
Aktifitas warga berjalan normal seperti biasa. Padahal, pekerjaan pembongkaran jalan berlangsung di pusat pertokoan merek terkenal dunia.
Dalam hitungan jam, ratusan meter jalan yang dibongkar bisa kembali dilalui kendaraan. Bagian lainnya kembali ke fungsi awal sebagai tempat parkir pembeli dan penghuni apartemen/hotel.
Jumlah pekerja pun tidak sampai 10 orang, sudah termasuk operator excavator mini, walas mini dan sopir dump truck.Â
Untuk membongkar jalan, digunakan sebuah excavator mini setinggi sedan. Alat ini memecah aspal dan mengetuk tanah.Â