Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Eorimok Hiking Trail, Jalur Menuju Surga Kecil di Pulau Jeju (Bagian 2)

5 Oktober 2024   11:21 Diperbarui: 5 Oktober 2024   11:22 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan hiking mendaki Gunung Halla menuju puncak Witse Oreum (Puncak gunung tertinggi kedua di Pulau Jeju) memberikan pemandangan yang menakjubkan. Di sisi lain sejumlah materi pendidikan terkait kelestarian flora dan fauna serta vegetasi juga menjadi pengalaman yang tak ternilai.

Satu lagi, penerapan teknologi dalam mengontrol aktifitas di jalur pendakian. CCTV terpasang di beberapa titik strategis. Nomor telepon darurat, ketersediaan air minum, petunjuk jalur yang sangat jelas, tanda-tanda peringatan serta pembelajaran akan pentingnya menjaga kebersihan jalur pendakian dari perilaku merusak tanaman, habitat dan membuang sampah sembarangan.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Mencapai titik 1.400 mdpl sedikit demi sedikit membuka kepadatan pepohonan yang menutupi jalur dari Eorimok Valley. Punggung pegunungan biru gelap Hallasan sudah mulai terlihat.  Keringat sudah basah di sekujur badan. Namun, cuaca di titik ini sekitar 19 derajat celcius justru membuat badan tetap sejuk.

Jalur tanjakan berupa balok-balok kayu besar kini masih mendominasi. Pijakan kaki berupa ribuan anak tangga inilah yang memberikan tantangan tersendiri. 

Setiap kali melangkah, ada dorongan tenaga untuk kedua kaki. Lutut, paha dan betis benar-bebar diuji ketahanannya.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Dahaga mendaki tanjakan juga seperti tidak tergoda. Di depan saya tiga orang perempuan dengan nafas tersengal memberikan saya jalan untuk lewat.

"Annyeonghaseyo," saya menyapa mereka dan membalasnya dengan ucapan yang sama.

Oya, saya tidak bisa bebas mengambil dokumentasi berupa video. Hanya saya rekam jika memang saya sedang sendirian tanpa ada pendaki lain. Privasi warga setempat sangat saya jaga. Kecuali mereka telah memberi izin, maka wajahnya ada dalam foto dan video.

Akhirnya saya mendapat bonus perjalanan setelah menanjak sejauh 1,8 km dari Eorimok Valley. Jalan berupa papan kayu kini menjadi pijakan kaki. Betis pun seperti bahagia menyambut jalur landai ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun