Kedisiplinan dipercaya sebagai hasil pendidikan karakter yang akan membuat anak sukses di masa depan. Jika dikaitkan dengan kualitas pendidikan, disiplin memang tak bisa dipisahkan. Hanya saja, disiplin bukan tentang memberikan hukuman ketika siswa melanggar.Â
Inilah yang membuat saya banyak belajar selama berada di Korea Selatan. Apakah disiplin itu harus dihukum atau melalui cara lain yang lebih membangun karakter positif siswa.
Setelah melalui kegiatan observasi pembelajaran selama 2 minggu dan kini telah menyelesaikan 2 minggu kegiatan mengajar di Jejuseo Middle School, Pulau Jeju, Korea Selatan, saya menemukan beberapa hal unik terkait kedisiplinan siswa.Â
Pertama, semua siswa tiba tepat waktu di sekolah. Khusus jenjang SMP, sekolah dimulai pukul 08:30. Sebelum bel pertama berbunyi, siswa sudah ada di ruangan kelas untuk selanjutnya menerima arahan dari wali kelasnya masing-masing selama 10 menit.
Pengecualian bagi siswa yang terlambat tiba di sekolah karena kendala transportasi bus. Seperti diketahui, bus biasanya agak lama di lampu merah, sekitar 2-4 menit. Namun, ketika ada siswa yang datang terlambat, tak ada sanksi atau hukuman yang diberikan. Siswa hanya dimintai konfirmasi, lalu masuk kelas mengikuti pelajaran.
Kedua, siswa sangat aktif mencari guru mata pelajaran di ruang guru ketika bel sudah berbunyi dan guru belum masuk kelas. Perwakilan kelas akan mengetuk pintu ruang guru dan meminta konfirmasi. Di sini, siswa tidak serta-merta masuk ruang guru, kecuali dipersiapkan guru bersangkutan.Â
Untuk konfirmasi hal-hal tertentu, biasanya guru yang keluar dari ruang guru dan berbincang dengan siswa di luar. Dengan demikian, tidak ada kegaduhan di dalam ruang guru.
Ketiga, di Jejuseo Middle School, terdapat elevator. Â Namun, siswa secara sadar tidak menggunakan fasilitas ini. Kecuali bagi siswa disabilitas, cedera, memiliki gejala sakit, membawa barang berat atau ketika membawa sampah. Mereka sangat patuh. Sesekali, mereka saling mengingatkan ketika mencoba masuk elevator saat ada guru yang memanfaatkannya.
Perihal sederhana ini sebenarnya memberikan dampak positif bagi kesehatan fisik siswa. Misalnya kelas 1, mereka akan jalan kaki menggunakan tangga ke lantai 4, kelas 2 di lantai 3 dan kelas 3 di lantai 2. Mereka dituntun untuk banyak bergerak sehingga tidak rentan sakit.