Perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia selalu memiliki magnet tersendiri bagi sejumlah orang untuk menggerakkan roda perekonomian mereka. Jika pada kegiatan-kegiatan perayaan lebih cenderung pada kuliner, maka di perayaan kemerdekaan lebih didominasi oleh bendera dan sejenisnya.
Puluhan bahkan ratusan penjual bendera musiman menyerbu daerah menjelang perayaan HUT RI. Kehadiran mereka bukan semata berjualan semata. Namun, ada nilai lebih di dalamnya. Mereka adalah sosok yang turut menghidupkan UMKM, dalam hal ini konveksi, percetakan, dan sablon.
Kios dan lapak kaki lima dadakan pun terbentuk seperti jamur di musim hujan. Trotoar, pinggir jalan, halaman rumah warga, emper toko, sudut terminal hingga halaman sekitar perkantoran menjadi sasaran terbentuknya "toko merdeka".Â
Barang dagangan utama mereka adalah bendera merah putih, umbul-umbul dan beragam model pernak-pernik bendera terkait kebutuhan perayaan HUT RI. Mulai dari ukuran terkecil untuk ditempel di kaca mobil hingga ukuran terbesar bendera merah putih dan umbul-umbul hiasan perkantoran.
Warna-warni bendera dan umbul-umbul yang didominasi merah dan putih makin menambah semarak berbagai titik jalan utama di daerah. Warna lainnya adalah hijau dan biru pada umbul-umbul.
Sekilas, lapak-lapak musiman ini menyerupai bendera dan umbul-umbul yang dipasang oleh warga. Semakim semarak dan menambah warna-warni keindahan pemandangan.
Memasuki bulan Agustus 2024, dalam rangka menyambut HUT RI ke-saya berkesempatan untuk membeli beberapa lembar bendera merah putih dan umbul-umbul. Selembar bendera merah putih ukuran sedang dijual seharga Rp 50.000. Umbul-umbul merah putih ukuran standar dijual seharga Rp 25.000. Untuk umbul-umbul ukuran sedang seharga Rp 35.000. Bendera kecil untuk kendaraan dijual seharga Rp 5.000.
Harga variatif sering dijumpai di antara mereka. Selisih harga seribuan hingga tiga ribuan merupakan strategi mereka untuk mendapatkan pembeli. Ada pula yang menawarkan bonus untuk pembelian pada jumlah dan ukuran tertentu.
Di tengah suasana membeli dan menawar, saya berkomunikasi dengan salah satu penjual bendera dadakan di kota Makale, Kabupaten Tana Toraja. Ia membuka lapak dadakannya di sekitar PLN ranting Makale. Tempatnya strategis karena merupakan salah satu titik keramaian di Makale.
Berdasarkan informasi dari tanya jawab singkat, bapak yang saya perkirakan sudah berumur lebih 50 tahun tersebut berasal dari Kabupaten Pangkep. Ia sudah beberapa hari berjualan di kota Makale.