Media sosial sepertinya telah menjadi salah satu magnet bagi warga untuk menggunakannya. Platform media sosial seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, TikTok, Telegram dan X (Twitter). Animo pengguna layanan medsos terus meningkat seiring meningkatnya jumlah pengguna smartphone.
Tambahan pula, layanan jaringan internet dan data makin meluas hingga menyasar pedesaan.Â
Berdasarkan data yang dikumpulkan We Are Social, ditemukan bahwa ada sekitar 139 juta pengguna media sosial di Indonesia. Jumlah ini setara dengan 49,9% populasi penduduk secara nasional.
Aplikasi WhatsApp adalah yang paling populer penggunaannya di Indonesia, diikuti Instagram, Facebook, Â dan TikTok. Ditinjau dari sisi umur, pengguna aktif internet muali dari usia 16-64 tahun.
Harus diakui bahwa usia di bawah 16 tahun pun sudah aktif mengakses internet. Meskipun aplikasi meminta batasan usia minimal 17 tahun, akan tetapi tahun kelahiran bisa dimodifikasi.
Terlepas dari adanya dampak negatif dari kemudahan penggunaan media sosial ini, tawaran dampak positif tetap tinggi.Â
Dalam kehidupan yang serba internet, data dan digital, jarak kini bukanlah tanda bahwa seseorang berjauhan dengan keluarganya. Jarak tempat tinggal yang dipisahkan oleh laut, samudera, pulau dan benua bahkan hanya sejauh telapak tangan di dunia masa kini.Â
Minimal dalam satu keluarga kecil mereka menggunakan WhatsApp dan Facebook. Selain personal, WhatsApp cenderung menyediakan layanan grup. Sementara untuk Facebook, selain grup paling moncer saling follow satu sama lain. Facebook makin cemerlang karena aplikasi besutan META ini sudah terkoneksi langsung dengan Instagram. Jadi, penggunanya sekali mendayung dua tiga pulau terlewati.
Konektifitas media sosial dalam lingkup keluarga didominasi oleh penggunaan WhatsApp, Instagram dan Facebook. Saya dan keluarga besar kini memiliki dua grup besar di WhatsApp. Orang tua tinggal di kampung, saya di ibukota kabupaten sementara saudara-saudara yang lain tersebar di berbagai provinsi. Ada yang bermukim di pulau Jawa dan ada pula yang menetap di perkampungan Kalimantan Utara berbatasan dengan Malaysia.
Anggota keluarga kini semakin mudah saling berkenalan satu sama lain. Dari grup yang pada awalnya hanya berisi sepuluh orang, kini mencapai ratusan. Masing-masing saudara memasukkan sanak famili yang mereka kenal di tanah rantau. Mereka kini telah saling berkenalan akan menambahkan anggota keluarga lainnya.