Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

"Mbah Dukun", One Hit Wonder di Masa Putih Abu

26 Juli 2024   14:45 Diperbarui: 28 Juli 2024   06:37 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampurasun mbah dukun.
Peace ah!
Ada mbah dukun sedang ngobatin pasiennya..
Konon katanya sakitnya karena diguna-guna

Sambil komat-kamit mulut mbah dukun baca mantra.
Dengan segera iar putih
Lalu pasien disembur....

Musik dangdutnya ada tetapi lengkingan suara rocker dan deru musik metalnya mendominasi. Ya, boleh dikatakan, kita nyanyi dangdut dengan gaya suara vokalis Jamrud dan Bon Jovi. 

Hampir setiap sore, kami sering berkumpul di salah satu rumah teman sekelas hanya untuk belajar menghafal lagu Embah Dukun, meniru suara melengking Alam. Bahkan kami pun kepincut untuk mengikuti gaya rambut dan model pakaian Alam kala itu.

Tahun 2002 belum ada internet canggih dan media sosial. Pun demikian dengan teknologi MP3 dan MP4. Selain lewat media TV, kaset dan CD, cara lain untuk mendengarkan lagu Embah Dukun adalah lewat siaran radio. 

Frekuensi AM dari RRI Nasional dan RRI Makassar dan frekuensi FM dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan. Dua siaran FM dari kota Pare-Pare adalah yang paling getol memperdengarkan lagu Embah Dukun.

Demi memiliki kasetnya, saya harus mengunjungi pasar sentral Sudu di Kabupaten Enrekang di hari pasar. Oya, hanya ada dua versi cara memiliki kaset di tahun 2002, yakni kaset pita dan CD. 

Saat itu, pergerakan kaset pita dan CD bajakan cenderung menguasai pasar musik. Jadi, saya kepincutlah dengan kaset pita bajakan karena paling murah dan pilihannya banyak. Harga kaset pita bajakan kala itu delapan hingga dia bekas ribuan sementara kaset pita asli di atas dua puluh ribuan.

Namanya anak SMA dengan karakter pakaian putih abu-abu yang masih minim modernisasi dan digitalisasi, ketika menyukai seorang penyanyi, saya ingin mengikuti gayanya. Termasuk mengusahakan untuk memiliki sebuah radio tape recorder. 

Keberadaan sebuah radio di kampung kala itu adalah sebuah situasi yang wah. Tahun 2002 saya "berhasil" memiliki satu radio merek Polytron yang masihawet dan berfungsi dengan baik hingga saat ini. Pun demikian dengan kaset bajakan Embah Dukun masih saya koleksi dan sering saya putar ketika kembali ke kampung.

Selama 2 tahun lagu Embah Dukun seolah menjadi lagu wajib kami di masa SMA. Hingga saat ini, jika kami bertemu lagu Embah Dukun seperti menjadi password. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun