Musim hujan dengan intensitas tinggi yang melanda kawasan Kabupaten Enrekang sejak awal tahun 2024 hingga saat ini meninggalkan sejumlah titik kerusakan. Selain banjir bandang yang pernah menerjang kota Enrekang pada akhir bulan April, tanah longsor juga banyak terjadi di daerah yang dikenal sebagai kabupaten penghasil sayuran dan bawang terbesar di Sulawesi Selatan ini.
Jejak dampak tanah longsor masih tersisa hingga kini. Tanah yang labil dari arah tebing masih terus bergerak menutupi badan jalan. Pemandangan ini nampak jelas di wilayah kecamatan Enrekang hingga Kecamatan Cendana.Â
Pengendara yang melintas dan warga sekitar lokasi longsor tetap dalam keadaan waspada setiap saat. Tanah longsor tidak bisa diprediksi. Kadang terjadi saat matahari sedang panas terik.
Selain tanah longsor yang, kondisi terkini yang banyak dijumpai adalah banyaknya titik jalan amblas. Puluhan sisi jalan yang berbatasan dengan tebing kini telah dipasangi tali pembatas peringatan untuk berhati-hati.
Di sepanjang ruas jalan dari Kecamatan Alla yang berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja hingga Kecamatan Cendana menuju poros Kabere-Malimpung di Kabupaten Pinrang, titik jalan amblas dan rusak cukup banyak.
Terdapat pula beberapa kilometer jalan nasional dalam kondisi berlubang dan berbatu. Khusus di sekitar Bambapuang hingga Cakke, jalan rusak dan berlubang akan banyak mempengaruhi mobilitas pengendara.Â
Sisanya adalah ruas jalan yang masuk kategori jalan nasional ini sedang dalam tahap perbaikan, yakni penambalan aspal pada jalan yang rusak. Khususnya di ruas jalan Kecamatan Cendana, Enrekang dan Anggeraja.
Kurang lebih 35 titik jalan amblas dan longsor yang wajib diwaspadai ketika melintas dari arah Pinrang-Kabere-Enrekang-Toraja. Dari ke-35 titik ini, ada 9 titik yang jalan amblas yang berpotensi menimbulkan kemacetan panjang saat jalan kembali amblas.Â
Upaya perbaikan jalan yang amblas terus digenjot oleh pemerintah. Hingga saat ini, sembilan titik terparah sedang dalam tahap pekerjaan.Â
Sisi tebing jalan amblas dikeruk excavator sedalam lebih 10 meter. Selanjutnya, dilakukan penguatan tebing dengan cara pemasangan terpal pada setiap lapisan timbunan. Pemasangan terpal ini cenderung lebih efektif dibandingkan dengan tahun atau pemasangan buronjong. Mengingat semua jalan amblas di Enrekang ini tanahnya gembur, berair, dan berpasir.Â