Untuk menambah daya dobrak, pelatih Domenico Tedesco bahkan memasukkan sejumlah pemain bernaluri menyerang. Pertama memasukkan striker Johan Bakayoko, disusul gelandang Youri Tielemans serta dua striker tambahan, Luis Openda dan Dodi Lukebakio. Kehadiran pemain ini, mutlak mengurung pemain Slowakia di garis pertahanannya.Â
Romelu Lukaku kembali menjebol gawang Slowakia di menit ke-88. Tetapi sekali lagi Lukaku harus terluka. Gol indahnya menyambar umpan tarik Luis Openda dibatalkan VAR. Openda terbukti melakukan handball sebelum mengirim umpan kepada Lukaku. Skor masih 0-1 untuk Slowakia.
Kevin De Bruyne masih memiliki kesempatan emas pada injury time, menit ke-90+3, tetapi kiper Slowakia, M. Dubravka sigap mengamankan bola. Peluit panjang berbunyi tanda akhir laga. Skor akhir Belgia 0-1 Slowakia.Â
Belgia memang menguasai keseluruhan pertandingan. Unggul jauh dari segi penguasaan bola hingga 69%. Demikian halnya dengan penciptaan peluang. Kevin De Bruyne dkk sukses melakukan sebelas usaha tambahan di babak kedua. Total hanya lima upaya yang tepat sasaran.
Kelima upaya ini dimentahkan  oleh kiper Dubravka. Kiper Slowakia ini tampil apik dengan sukses melakukan lima penyelamatan gemilang sepanjang laga.
Kunci kemenangan Slowakia adalah tampil disiplin. Barisan belakang solid di bawah komando bek Inter, Milan Skriniar. Sementara aliran bola mampu dikontrol olwh gelandang S. Lobotka.Â
Pemain Slowakia juga tampil tanpa beban. Meskipun pelatih Calzona memasang pola menyerang 4-3-3 sejak awal laga, tetapi pada praktiknya, ia memainkan sepakbola bertahan dan mengandalkan serangan balik. Konsep ini terbukti efektif dengan menghasilkan sepuluh peluang, empat tepat sasaran dan satu berbuah gol.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H