Di kalangan dunia sepakbola, semua orang pasti mengenal Jose Mourinho. Pelatih asal Portugal yang masuk daftar sejarah pelatih sepakbola tersukses yang pernah ada. Selama melatih klub dengan nama besar, ia selalu mendapatkan gelar prestisius. Pengecualian ketika ia menjadi manajer Tottenham Hotspurs.Â
Rentang perjalanan karir pelatih berjuluk The Special One seperti roller coaster. Sukses di Porto; berlabuh ke Chelsea, cemerlang dan dipecat Chelsea; lalu dipinang Inter Milan. Sukses besar di La Beneamata, pamit baik-baik dan hijrah ke Real Madrid. Meraih gelar, tahun kelabu dan diberhentikan Los Blancos, lalu berlabuh kembali ke Chelsea.
Sukses kembali bersama Chelsea dan dipecat. Karir manis bersama Manchester United dan dipecat lagi. Â Mencoba menggapai mimpi di Tottenham Hotspurs, sayang nirgelar, dan dipecat. Merajut asa bersama AS Roma, sukses dapat gelar dan berakhir kembali dengan pemecatan. Inilah beberapa titik klimaks karir kepelatihan Jose Mourinho yang menjadikan julukan The Special One bereinkarnasi ke The Lost One.Â
Jose Mourinho mulai mengukir prestasinya sebagai pelatih besar ketika menangani Porto pada tahun 2002/2004. Kesuksesannya bersama klub di tanah kelahirannya tersebut adalah meraih treble winners pada musim 2002/2003, yakni juara Liga Portugal, Piala Portugal, dan Piala UEFA. Di musim 2003/2004, ia kembali meraih juara liga dan memberikan title juara Liga Champions Eropa. Tak ada yang menyangka bahwa di tahun 2004 adalah dimulainya era keemasan pelatih yang sering membuat kontroversi lewat kata-katanya.Â
Sukses meraih 6 trofi bersama Porto membuat pemilik Chelsea, Roman Abramovich meminangnya untuk menjadi manajer klub yang bermarkas di Stamford Bridge. Tahun pertama di periode pertamanya di Chelsea, Mourinho mulai memicu kontroversi lewat pernyataannya yang mengatakan bahwa ia adalah satu-satunya sosok yang istimewa. Pers Inggris pun mulai menyematkan julukan The Special One untuk Mourinho.Â
Sebutan itu makin mendunia kala Mourinho berhasil mengantar Chelsea meraih gelar juara Liga Primer Inggris  pada musim 2004/2005, dimana titel juara tersebut telah dinantikan publik Stamford Bridge selama 50 tahun. Keistimewaan julukan The Special One itu wajar karena ia langsung mengantar Chelsea mendominasi Liga Primer Inggris. Julukan itu berdampak besar di mana Muorinho membuktikannya lagi dengan gelar juara liga di musim 2005/2006. The Special One juga mempersembahkan title juara Piala Liga (2004/2005 dan 2006/2007), Community Shield (2005) dan Piala FA (2006/2007). Total 6 titel juara diraihnya pada periode pertama bersama Chelsea.Â
Perangai keras dan sering memicu perselisihan dengan Roman Abramovich ditambah prestasi buruk Chelsea pada musim 2007/2008 membuat Abramovich memecat The Special One.Â
Kehilangan jabatan di London tak membuat Mourinho sepi peminat. Tak berselang setahun, The Special One hijrah ke negeri Pizza, Serie A Liga Italia. Ia dipinang oleh Inter Milan menggantikan Roberto Mancini pada musim 2008/2009. Pada musim perdananya di Inter, ia langsung mengantar La Beneamata menjuarai Serie A dan Piala Super Italia. Mourinho meraih puncak kesuksesannya sebagai pelatih pada musim 2009/2010 ketika ia menorehkan treble winners, yakni juara Serie A Liga Italia, Coppa Italia dan Liga Champions Eropa.Â
Bersama Inter, Mourinho mengalami masa manis sebagai manajer. Tak berselang lama setelah meraih treble winners, Mourinho berpisah dengan Inter untuk bergabung dengan raksasa Spanyol, Real Madrid. Perpisahan The Special One dengan La Beneamata adalah perpisahan terbaik Mourinho dalam karirnya sebagai manajer. Total 4 gelar juara dipersembahkan Mourinho untuk Inter.Â