Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Pemuda Batak yang Jatuh Cinta pada Toraja

23 November 2023   22:08 Diperbarui: 24 November 2023   06:19 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koordinator Guru Penggerak Kabupaten Toraja Utara, Deddy Suhendri Simbolon. Sumber: dok. pribadi.

Seseorang merantau karena beragam alasan. Ada yang beralasan karena ingin mendapatkan pekerjaan, mengubah taraf hidup keluarga, mendapatkan pengalaman baru, menempuh pendidikan, mencari pasangan hidup, dll. Namun, bagaimana jika ada yang pergi merantau tetapi justru menjadikan daerah tempatnya merantau seolah-olah sebagai tanah kelahirannya? 

Deddy Suhendri Simbolon, S.T.,M.M., M.Pd. adalah seorang guru yang berasal dari Sumatera Utara. Pak Deddy, demikian ia akrab disapa. Ia asli suku Batak Toba. Ia sudah tinggal di Kabupaten Toraja Utara sejak tahun 2006 atau sudah kurang lebih 17 tahun. Menurut pak Deddy, Toraja itu seperti tanah kelahirannya di sekitar danau Toba. 

Lalu, seperti apa ceritanya hingga pak Deddy akhirnya bisa meninggalkan tanah Batak dan memilih menetap di Toraja Utara? Berikut kisah perjalanan hidup pak Deddy yang disampaikannya kepada saya di sela-sela perjalanan kami berdua ke Jakarta untuk mengikuti kegiatan "Refleksi Guru Penggerak dalam Transformasi Pendidikan."

Pak Deddy lahir di Tebing Tinggi, Sumatera Utara, 20 November 1980. Tahun 1999 ia merantau ke kota Bandung dengan tujuan kuliah S1 di salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di ibukota Provinsi Jawa Barat. Ia menyelesaikan studi S1-nya dalam waktu yang relatif lama. Tahun 2006 ia baru bisa merengkuh titel sarjana teknik. Apakah pak Deddy kurang kompeten kuliah atau ia malas? Bukan. Ia tidak selesai tepat waktu di perkuliahan karena menghabiskan lebih banyak waktu untuk menafkahi hidupnya di berbagai pekerjaan proyek. Keahliannya yang sudah terasahndi bidang vokasilah yang menuntunnya pada proyek-proyek yang terkait dengan pelatihan-pelatihan pengembangan SDM. Inilah yang banyak digelutinya selama kuliah S1. Ia lebih fokus mengurus proyek-proyeknya sehingga butuh waktu yang lama baginya untuk membereskan perkuliahan. 

Usai menuntaskan pendidikan S1, ia mendapatkan proyek pelatihan vokasi di Bumi Lakipadada, Tana Toraja. Tahun 2006 pula ia menginjakkan kakinya untuk pertama kali di sana. Saat itu Tana Toraja belum dimekarkan. Lama pekerjaan setiap proyek yang ditanganinya di bidang pengembangan SDM rata-rata 3 bulan. 

Berbekal aktif mengerjakan proyek pelatihan vokasi, maka ia pun banyak dikenal oleh kepala-kepala sekolah di Toraja, khususnya SMK. Suatu hari,ketika proyeknya sudah tidak berjalan lagi, ia mendapatkan tawaran untuk mengajar di SMK Kristen Tagari, Rantepao. Tawaran itu datang dari kepala SMK Kristen Tagari, bapak Yan Lete. Bak gayung bersambut, pak Deddy tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengambil keputusan. Maka ia pun mulai menerapkan ilmunya di bidang pengembangan SDM di SMK Kristen Tagari sebagai seorang guru honorer. Mengabdikan diri di SMK swasta terbaik milik Gereja Toraja ternyata makin mengasah skill mengajar vokasi dalam diri pak Deddy. Dipandang berhasil sebagai guru, maka setelah hampir setahun menjadi honorer, maka statusnya pun dinaikkan menjadi guru Yayasan Perguruan Kristen Toraja. Dengan berhasil menjadi guru yayasan, sebenarnya sudah memiliki penghasilan setara guru PNS. Semua pegawai YPKT diperlakukan layaknya PNS. Ada kenaikan pangkat dan jenjang jabatan. Termasuk dalam hal penggajian dan pemberian tunjangan. 

Putra bungsu dari enam bersaudara ini kemudian tertarik untuk mencoba peruntungannya menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Tahun 2010, ia meminta izin kepada kepala sekolahnya untuk mengikuti tes seleksi CPNS. Pada tahun tersebut, Kabupaten Tana Toraja telah mengalami pemekaran. Pak Deddy mengikuti tes CPNS di Kabupaten Toraja Utara. Ternyata, pak Deddy sukses lulus sebagai CPNS. Oleh karena telah lulus CPNS, maka statusnya pun sebagai guru yayasan berhenti. Dan mulailah pak Deddy meninggalkan warna-warni kehidupan mengajar di sekolah unggulan di Toraja. Ia bertekad untuk memaksimalkan perannya sebagai guru PNS meskipun harus ditempatkan di pedesaan. 

Penempatan pertama pak Deddy sebagai CPNS adalah di SMK Negeri 1 Buntu Pepasan yang saat ini telah berubah nama menjadi SMK Negeri 4 Toraja Utara. Sekitar 13 tahun ia mengabdi di SMK yang berada di kampung Sapan, salah satu pelosok Toraja Utara. Sejak tahun 1 Juli 2023, pak Deddy dimutasi ke SMK Negeri 2 Toraja Utara. Sekolah ini lokasinya ada di sekitar kota Rantepao. 

Pertanyaan menarik saya adalah apakah pak Deddy menikah dengan wanita Toraja? Ternyata tidak. Ia menikah dengan wanita asli Batak Toba. Kisah guru dengan ciri khas berkacamata dan logat bahasa khas Batak Toba, bahwa selepas menerima SK 100% sebagai PNS, ia memilih untuk pulang kampung ke tanah kelahirannya di Tebing Tinggi, Sumatera Utara untuk meminang gadis pujaannya. Pacaran jarak jauh ternyata tidak menggoyahkan rasa cinta pak Deddy pada permata hatinya di tanah Batak meskipun pak Deddy juga mengakui bahwa ia sempat terkesima dengan salah satu wanita Toraja pada awal-awal kedatangannya ke Toraja. Setelah menikah di Tebing Tinggi, berbekal kesepakatan, sang istri pun terikat cinta pak Deddy pada Toraja untuk ikut merantau ke Toraja Utara. 

Setelah memiliki istri, pak Deddy membuka kursus di bidang vokasi di kota Rantepao. Layanan kursus komputer dan IT disediakannya untuk warga Toraja Utara. Ia sudah memiliki tanah sendiri sebagai tempat pengembangan usaha di bidang pengembangan SDM. Ia memberi kepercayaan kepada sang istri untuk menangani dan mengelola kursus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun