Ada rasa damai ketika berdiri atau bernaung di bawah atap bangunan Gereja Tua Sima. Suasana lingkungan sekitarnya yang masih asri, damai dan tenang. Hanya ada rumah pendeta atau pastori yang menemani gereja tua ditambah lumbung (alang) khas Simbuang.Â
Menara gereja biasanya terletak di bagian depan gedung gereja. Berbeda dengan Gereja Tua Sima, menaranya berada di tengah-tengah atap gedung gereja. Di atas menara ada simbol menyerupai kepala ayam jantan.
Gereja Tua Sima dibangun melalui swadaya oleh warga Simbuang yang telah menganut agama Kristen. Gereja Tua Sima dibangun dengan bahan utama kayu termasuk atapnya dulu. Luar biasanya lagi, bahan baku yang digunakan untuk pembangunan gedung gereja hanya berasal dari satu pohon saja. Kemudian, pembangunan gereja saat itu dibangun berlandaskan toleransi antara penganut agam Kristen dan agama kepercayaan Aluk Parandangan atau Aluk Todolo. Â
Bisa dibayangkan pada tahun 1935, belum ada akses jalan untuk membawa material bangunan seperti pasir, semen, paku dan atap seng. Akses jalan ke Simbuang masih tertutup, masih berupa jalan setapak. Alat transportasi yang ada hanya kuda, selebihnya jalan kaki. Maka warga setempat memanfaatkan sumber alam yang ada yakni kayu. Seiring jalannya waktu, beberapa bagian gereja telah mengalami kelapukan karena  termakan usia, sehingga telah dilakukan pemugaran atau renovasi. Termasuk atap kayu yang telah lapuk dan diganti dengan atap seng.Â
Renovasi yang dilakukan tidak mengubah sedikit pun bentuk gereja dari bangunan aslinya. Hal ini bertujuan agar bangunan kuno vernakular ini tetap lestari sebagai gereja bersejarah di Simbuang.Â
Ukiran khas Toraja terukir jelas di atas pintu masuk gereja. Â Masih tampak jelas tulisan di depan gereja yang memberikan informasi tentang pembangunan gereja. Oya, menurut sejarah zending dan penyebaran agama Kristen di Tana Toraja, masuknya agama Kristen di wilayah Simbuang dipelopori oleh misionaris asal Belanda, Antonie Aris van de Loosdrecht.Â
Jadi, jika suatu hari nanti ada pembaca Kompasiana yang berkunjung ke Kecamatan Simbuang, ingat untuk singgah sejenak menyaksikan Gereja Tua Sima, di kampung Rura, Kelurahan Sima.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H