Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Urgensi Penanganan Bullying di Sekolah

1 Juli 2023   19:18 Diperbarui: 4 Juli 2023   01:08 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: KTV, vidio ilustrasi/MERINDINK

Pencegahan terhadap bullying atau perundungan telah beberapa tahun disosialisasikan di sekolah-sekolah di seluruh penjuru tanah air. Hal ini dimaksudkan untuk menekan tindakan-tindakan yang mengarah pada aktifitas menjatuhkan mental dan psikologis siswa di sekolah. 

Seperti diketahui bahwa bullying adalah serangkaian tindakan atau aktifitas dari seseorang yang memberikan tekanan secara fisik, mental dan psikologis kepada orang lain, dalam hal ini tindakan dari satu/beberapa siswa terhadap seorang siswa yang terjadi di lingkungan sekolah maupun di lingkungan kehidupan sosial anak. Selain sesama siswa, pelaku perundungan sering pula datang dari orang dewasa dan bahkan dari guru. 

Tindakan bullying yang terjadi pada salah satu siswa kelas 7 SMP Negeri 2 Pringsurat, Kabupaten Temanggung yang membuat korban akhirnya mengambil tindakan nekat membakar sekolahnya sendiri mengingatkan kita bahwa bullying bukanlah tindakan yang biasa-biasa saja. Boleh dikatakan dampak dari perundungan yang sudah masuk stadium 4 mampu membuat mental korban tak mampu mengendalikan dirinya lagi. 

Pada kasus perundungan di Temanggung tersebut sangat miris. Bukan hanya sekelompok siswa yang terlibat melainkan gurunya ikut serta. Tekanan-tekanan mental dan psikologis yang berulang-ulang pada korban RE (13 tahun) tampaknya telah melahirkan amarah, emosi dan dendam. Apa yang dirasakan RE tersebut pada akhirnya tidak bisa dibendung lagi. Ia nekat mengambil jalan pintas untuk melampiaskan emosinya yang tak tertahan. Ia pun membakar sekolahnya.

Sepintas merasakan kehidupan sehari-hari RE di sekolah, ia sering  menjadi korban bullying oleh teman-temannya baik. Tindakan tersebut berupa ejekan dan kekerasan fisik. 

Rasa sakitnya makin menjadi karena ia merasa tak dihargai oleh gurunya. Mirisnya lagi, menurut RE ketika ia akan mengumpulkan tugas, guru mapelnya langsung menyobek tugas tersebut. Bahkan karya-karya RE tidak pernah diakui oleh guru bersangkutan. Nah, ternyata tindakan-tindakan tersebut yang pada akhirnya membuat RE sakit hati. Padahal guru adalah tempat perlindungan pertama siswa selaku orang tua di sekola, bukan sebaliknya.

Bullying yang terjadi hanya sekali dalam bentuk canda mungkin belum berbekas. Namun, jika belangsung terus-menerus dalam waktu yang lama tentunya akan menimbulkan gangguan kejiwaan pada korban bullying. Perundungan yang terjadi pada RE telah berlangsung selama 6 bulan. 

RE sudah mencoba mengambil tindakan pertolongan pertama dengan melaporkannya pada pihak sekolah. Akan tetapi, mungkin karena pihak sekolah menganggap perundungan yang menimpa RE biasa-biasa saja sehingga tidak ada tindakan preventif dari pihak sekolah. Pelaku perundungan hanya dipanggil sebagai bagian dari formalitas investigasi di sekolah.

Sampai di sini, memang sangat penting bagi setiap sekolah untuk memahami tindakan-tindakan yang mengarah pada perundungan di sekolah. Begitu pun dengan para guru, mereka harus dibekali pengetahuan tentang deteksi dini perundungan dan cara pencegahannya di sekolah. 

Wali kelas, ruang BK dan kepala sekolah bukanlah sasaran terakhir untuk melaporkan tindakan perundungan. Alangkah baiknya, semua guru dan tenaga kependidikan serta siswa mampu menekan tindakan perundungan di sekolah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun