Lebaran tahun 2023 ini terasa berkesan bagi saya dan keluarga. Walaupun kami non Muslim, tapi setiap tahun kami terlibat dalam lebaran. Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada hari Sabtu, 22 April 2023 ternyata menjadi lebaran hari kedua yang saya jalani. Sebagian besar umat Muslim di Tana Toraja merayakan Idul Fitri pada hari Jumat, 21 April 2023.Â
Lebaran di tanggal 21 April 2023 membawa saya ke kampung istri. Di sana kami memenuhi undangan silaturahmi lebaran dengan keluarga istri saya yang Muslim. Di kampung tersebut, sebagian besar penduduknya adalah Muslim. Nah, keluarga dan tetangga yang datang silaturahmi sebagian besar non Muslim. Keluarga yang datang silih berganti berasal dari berbagai kampung di sekitarnya. Ini pun terjadi ketika kami yang non Muslim merayakan Natal. Keluarga yang Muslim mengunjungi kami untuk silaturahmi.Â
Ini adalah ciri khas dan tradisi lebaran yang telah turun-temurun. Kehangatan dan kekeluargaan sangat kental terasa dari silaturahmi lebaran ini. Senyum, canda, ucapan salam, jabat tangan dan cipika-cipiki tumpah ruah tanpa memandang latar belakang kepercayaan. Saya pribadi baru pertama kalinya menginjakkan kaki di tempat ini. Jadi, saya benar-benar menikmati suasananya.
Sajian khas lebaran pun tersaji. Ada burasa', lappa'-lappa', masker ayam, ayam kecap, sup ayam, aneka kue kering, es buah, dan minuman kaleng. Selama sesi menikmati sajian lebaran, maka tukar cerita panjang dan lebar dari keluarga yang datang tiada henti.Â
Keluarga lain yang merayakan Idul Fitri tak lupa berbagi dengan tetanggan non Muslim. Mereka membawakan sajian menu lebaran ke berbagai rumah keluarga non Muslim. Bahkan ada yang lintas kampung.Â
Di hari kedua ikut lebaran, tanggal 22 April 2023, kami sekeluarga juga menerima undangan silaturahmi lebaran dari beberapa keluarga dan rekan kerja. Pagi hari kami bertolak ke arah Palopo, tepatnya di daerah Puncak, Battang Barat. Di sana ada rekan kerja istri. Sesampai di sana saya baru tahu bahwa yang kami kunjungi adalah keluarga yang pernah rumahnya habis tertelan bumi karena longsor dua tahun yang lalu. Walaupun  jalan raya sudah bagus dan lebar kembali serta jembatan baru sudah berdiri kokoh, namun sisa-sisa longsoran masih nampak dengan jelas. Puluhan rumah permanen dan warung makan yang pernah berjejer beberapa tahun yang lalu kini hanya tersisa dua. Masing-masing satu rumah di kedua ujung jembatan baru. Salah satu rumah adalah rumah sekaligus warung makan rekan kerja istri saya.Â
Baca juga: Trigol Riyad Mahrez Antarkan Manchester City ke Final Piala FA
Kesederhanaan kampung Puncak yang tanpa jaringan internet tersebut diperkaya oleh sambutan hangat keluarga besar pemilik rumah. Senyum ramah dan sapaan hangat menerima kami memasuki warung sederhana tersebut. Kami berbaur bersama dengan puluhan pengunjung warung yang silih berganti berdatangan. Ada yang unik dari kedatangan pengunjung warung. Setiap tamu mendapatkan hidangan menu lebaran khas kampung setempat, yakni lappa'-lappa'dan burasa'.
Sementara kami yang datang silaturahmi lebaran dihidangkan lappa'-lappa', burasa', bakso, ayam kecap, ayam rica-rica, olahan daging sapi, ragam kue kering, dan minuman botol Sprite dan Coca Cola.