Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Madu dan Racun Sepakbola Eropa Setelah Jeda Internasional

4 April 2023   17:03 Diperbarui: 4 April 2023   17:06 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Duel Man City vs Liverpool akhir pekan ini. Sumber: Reuters.

Menang, menang dan menang sudah pasti manis semanis madu bagi pemain, pelatih, klub, negara dan suporter fanatik. Bermain imbang apalagi kalah Kompetisi domestik sepakbola dunia menjalani jeda pada akhir Maret 2023. 

Jeda kompetisi bukan berarti para pemain ikut libur semua. Pemain tetap bertanding membela negara masing-masing, misalnya di Eropa, ada Kualifikasi Piala Eropa 2024. Kemudian pemain yang berasal dari luar Eropa ikut membela timnas masing-masing di laga persahabatan atau FIFA matchday.

Khusus di Eropa, Kualifikas EURO 2024 menjadi lahan kesibukan pemain. Tercatat, selama jeda kompetisi kurang lebih satu minggu, terdapat dua kali pertandingan kualifikasi. Jadi, bisa dibayangkan betapa capeknya para pemain.

Kemenangan di liga domestik dan berlanjut di laga internasional tentu menjadi kepuasan tersendiri bagi pemain. Akan tetapi, ada juga yang selalu menang di liga tapi kalah ketika membela negaranya dan sebaliknya. "Kesialan" turut pula menimpa sejumlah pemain yang mana sudah mendapatkan hasil minor di kompetisi liga dan masih kalah di laga internasional. 

Meskipun para pemain adalah pesepakbola profesional, namanya menang dan kalah tetap mempengaruhi kondisi psikologis mereka. Selalu menang memberi dampak meningkat dan stabilnya motivasi bertanding. Jika sering kalah, motivasi ikut terpengaruh.

Kontribusi keletihan pemain tentu menjadi penyumbang terbesar hadirnya kekalahan tim yang dibelanya, baik di timnas maupun di klub. Selain efek kurang baiknya taktik yang diberikan sang pelatih, kurang padunya permainan tim karena waktu latihan bersama yang singkat, efek pemain cedera hingga faktor non teknis lainnya.

Efek madu dan racun jeda kompetisi turut memberi dampak di liga-liga top Eropa. Ada klub yang konsisten menang, ada yang amsih setia kembung kempes, ada klub raksasa yang takluk, calon juara liga dipermak di kandang dengan skor mencolok hingga pemecatan pelatih.

Berikut ini saya merangkum beberapa fakta menarik usai jeda kompetisi pada akhir Maret 2023.

Liverpool, MU dan Chelsea 

Dari kancah Liga Inggris, Liverpool dipermalukan Manchester City 4-1. Usai menang besar 7-0 atas Manchester United di pekan ke-26, Liverpool langsung ompong di pekan berikutnya. Tim asuhan Jurgen Klopp takluk 1-0 dari Bournemouth. 

Raja Liga Inggris, MU juga masih melempem. The Red Devils kalah di markas Newcastle United 2-0. Sejak dikalahkan Liverpool 7-0, MU tak kunjung membaik, sebelum kalah dari The Magpies, tim Erik Ten Hag hanya mampu bermain kaca mata dengan Southampton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun