Bekerja harus dilaksanakan dengan perhitungan yang tepat. Apapun pekerjaannya butuh pemikiran yang jernih dan tidak terburu-buru. Jika pikiran tidak tenang dan terkesan buru-buru, bukannya pekerjaan berjalan dengan baik, tapi bisa saja berakibat fatal. Belum lagi jika terkait kondisi kendaraan, harus benar-benar prima. Nah, seperti itulah kira-kira kalimat yang tepat untuk saya hari ini.
Dalam perjalanan saya sepulang sekolah ke SMAS Advent Mebali, Tana Toraja, saya dua kali hampir terlibat kecelakaan lalu lintas. Tidak tanggung-tanggung, keduanya terlibat dengan mobil. Seperti apa kronologinya? Berikut perjalanan saya hari ini.Â
Minggu lalu kepala SMAS Advent Mebali, bapak Alberd Belo mengontak saya via WhatsApp. Beliau mengundang saya untuk memberikan materi di sekolah tersebut. Sekolah yang beliau pimpin akan mengadakan workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Setelah melihat jadwal pelajaran di sekolah saya menyanggupi dengan catatan masuk ke sana agak siang karena pagi saya masih harus mengajar di sekolah.
Seusai jam ketujuh mengajar di sekolah hari ini, saya siap-siap menuju SMAS Advent Mebali. Saya cek jam tangan, sudah pukul 12.30. Tiba-tiba saya teringat ada janji dengan pak Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Tana Toraja. Kami akan membahas tentang rencana pengukuhan guru penggerak angkatan 4 Kabupaten Tana Toraja.Â
Saya pun mengambil keputusan untuk bertemu pak kadis terlebih dulu. Segera saya izin ke piket dan menuju ke kantor dinas. Di halaman kantor saya menelfon pak Alberd.Â
Saya menanyakan jam yang teralokasi untuk saya memberikan materi. Sesuai penjelasan beliau pukul 14.00. Saya menyanggupi. Selanjutnya saya bertemu pak Kadis di ruangannya. Kurang lebih sejam kami bercakap-cakap. Rencana kegiatan sudah beres. Lalu saya cek jam sudah menunjukkan pukul 13.30. 30 menit lagi jadwal membawakan materi di SMAS Advent Mebali. Dengan jarak tempuh 18 KM, waktu 30 menit cukup untuk menuju ke sana.
Segera saya pamit ke pak kadis dan mengarahkan  motor ke SMAS Advent Mebali. Ternyata, jalanan macet di kota Makale. Pukul 13.30 adalah jam pulang serentak sekolah-sekolah di Makale. Kurang 10 menit lagi pukul 14.00 dan saya masih di area kota terjebak macet. Saya mulai gelisah dan tidak tenang mengingat jadwal yang telah disepakati.
Sukses lepas dari macet, saya memacu motor dengan kecepatan tinggi. Taget jam 2 harus sampai di SMAS Advent. Jadi 18 km saya targetkan dalam 10 menit. Di KM 3, saya tergabung dalam iring-iringan kendaraan. Di depan ada truk bermuatan pasir jalan melambat. Ketika saya menarik gas motor, tiba-tiba mobil Kijang Innova di depan saya berhenti mendadak.Â
Truk bermuatan pasir berhenti mendadak. Saya sudah berusaha menarik rem motor sekuat-kuatnya tapi tak sukses berhenti dengan baik dan saya pun menabrak knalpot kijang tersebut. Untungnya sang sopir tidak merasakan jika ada tabarakan di belakang. Ia tetap memacu mobilnya pelan-pelan mendahului truk. Sejenak saya lihat bemper motor depan retak menabrak knalpot.Â