“Akibat iri dan dengki, sû’uzhan menyala-nyaa tiada henti seperti api. Akibat serakah, sû’uzhan tiada senang melihat orang lain sukses melangkah. Akibat congkak, kerap sû’uzhan melihat orang mendapatkan anugerah yang banyak. Akibat maksiat, sû’uzhan melihat orang rajin shalat dan membayar zakat. Akibat rezeki terjepit, sû’uzhan melihat orang terus melangit. Akibat pemarah, selalu sû’uzhan melihat orang-orang tersenyum merekah.”
SINOPSIS BUKU "MAAF, AKU SU'UZHAN PADAMU"
Pernahkah Anda sû’uzhan kepada orang lain, dan ternyata apa yang Anda persangkakan itu tidak benar. Bagaimana perasaan Anda? Malu, harga diri terasa melorot, atau berpikir untuk minta maaf? Paling tidak tentunya Anda merasa bersalah, dan tidak tenang, sementara hati yang damai berasal dari pikiran positif.
Coba Anda cermati orang-orang di sekitar Anda yang selalu berpikiran positif. Mereka lebih enjoy, rileks, dan dapat menikmati hari-harinya tanpa beban. Orang berpikiran positif bisa menerima perubahan, dan sering inspiratif serta berpikir out of the box. Hati mereka tidak dipenuhi dengan gumpalan-gumpalan negatif.
“Siap-siap merasakan dahsyatnya isi buku ini. Mengupas secara tuntas dan jelas tentang pentingnya selalu berpikir positif dalam hidup ini. Jika Anda merasa masih ingin memperbaiki diri dan mendapat inspirasi, buku ini wajib dibaca sampai habis!”
—Muhammad Assad (Pengusaha, Pembicara Internasional & Penulis National Bestseller)
“Orang yang sû`uzhan, adalah orang yang tidak sadar sedang merusak dirinya sendiri. Otak (subconscious) manusia akan merespons semua pikiran, dan selanjutnya alam bawah sadar akan berupaya memengaruhi kita dan alam semesta untuk menciptakan kondisi seperti yang kita sû`uzhan-kan, baik kepada orang lain, diri sendiri apalagi kepada Allah Swt. Buku yang ditulis Mas Owen ini sangat bermanfaat untuk kita baca agar tidak suka su’uzhan.
—Tubagus Wahyudi, St., MSi, MCHt., CHI (Master Motivator & Pakar Public Speaking Indonesia)
“Buruk sangka dapat hinggap pada diri siapa saja. Waspadalah! Buruk sangka adalah pangkal kepicikan. Ketika buruk sangka sudah mendera, yang kerap mengemuka tiada lain hanya fi tnah dan amarah. Simaklah buku karya Owen Putra ini. Rajutan kisah seputar buruk sangka sungguh menggedor-nggedor pintu kesadaran kita. Tidak perlu cepat-cepat ingin menuntaskannya. Bacalah pelan-pelan. Pahami dan resapi. Saya pribadi menemukan banyak sekali hikmah berharga. Semoga demikian pula Anda.”
—M. Husnaini (Pendidik dan Penulis Buku “Hidup Bahagia dengan Energi Positif”)
“Setiap orang mudah terserang penyakit hati: berprasangka buruk terhadap orang lain. Buku ini bisa mencegah dan mengobatinya.”