Mohon tunggu...
Ni Wayan Noviani
Ni Wayan Noviani Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha

Baru mulai belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

RA Kartini Inspirasi Emansipasi Perempuan Masa Kini

5 Desember 2024   08:29 Diperbarui: 5 Desember 2024   09:16 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Salah satu tokoh perempuan Indonesia yang paling terkenal adalah Raden Ajeng Kartini. Dia tidak hanya dikenal sebagai pelopor emansipasi perempuan tetapi juga sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakadilan melalui pendidikan. Kartini menggunakan pendidikan sebagai alat untuk melawan sistem kekuasaan yang menindas di tengah era kolonial Belanda. Ini termasuk penindasan kolonial dan patriarki yang membelenggu perempuan pribumi.

Kartini dilahirkan di Jepara pada 21 April 1879 dan dibesarkan dalam keluarga bangsawan Jawa yang mengikuti kebiasaan ketat. Dia menghadapi masalah yang berbeda dengan laki-laki dalam hal akses ke pendidikan dan kebebasan sebagai seorang perempuan. Namun, melalui bacaan dan korespondensi dengan teman-teman dari Belanda, Kartini mulai memahami bahwa pendidikan adalah kunci untuk keluar dari belenggu ketidakadilan, baik yang dilakukan oleh penjajah maupun budaya patriarkal lokal.

Dalam surat-suratnya, yang kemudian diterbitkan sebagai Habis Gelap Terbitlah Terang, Kartini sering mengkritik sistem pendidikan kolonial, yang hanya memungkinkan segelintir orang kaya, terutama laki-laki, untuk belajar, sementara perempuan asli dibiarkan tanpa pengetahuan dan bodoh. Ia mengakui bahwa penjajah sengaja membuat sistem ini untuk mempertahankan dominasi mereka atas masyarakat pribumi.

Kartini percaya bahwa pendidikan adalah alat penting untuk memberdayakan perempuan pribumi agar mereka dapat menjadi individu yang mandiri dan berkontribusi dalam membangun masyarakat. Ia percaya bahwa perempuan yang terdidik dapat mengajar generasi berikutnya untuk melawan ketidakadilan, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun terhadap penjajah.

Kartini mulai berusaha mendirikan sekolah wanita pribumi. Salah satu tujuannya adalah mendirikan sekolah yang tidak hanya memberikan pengetahuan praktis tetapi juga menanamkan nilai-nilai seperti keberanian, kebebasan, dan keadilan. Gagasan Kartini menjadi inspirasi bagi berdirinya sekolah-sekolah perempuan setelah kematiannya, meskipun ia tidak sempat mewujudkan ini sepenuhnya semasa hidupnya.

Hingga hari ini, warisan Kartini tentang penggunaan pendidikan sebagai alat pembebasan masih sangat relevan. Bahkan dalam situasi yang sangat terbatas, itu menunjukkan bahwa ruang pendidikan dapat menjadi tempat perubahan sosial dimulai. Di Indonesia, ide-idenya menjadi inspirasi bagi berbagai inisiatif pendidikan, seperti upaya Ki Hajar Dewantara untuk mendirikan Taman Siswa dengan semangat yang sejalan dengan ideal Kartini.

R.A. Kartini bukan hanya seorang pahlawan perempuan, tetapi juga seorang pendidik yang cerdas yang menyadari bahwa pendidikan adalah cara untuk melepaskan diri dari kekuasaan yang menindas. Melalui pemikirannya, kita mengetahui bahwa pendidikan adalah alat paling efektif untuk memerangi ketidakadilan dan menciptakan masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun