Mohon tunggu...
OVY DWI RAMZANI
OVY DWI RAMZANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengertian, Fase-Fase dan Komponen Sosial-Emosional pada Anak Usia Dini: Perspektif Psikologi

26 Mei 2024   20:10 Diperbarui: 27 Mei 2024   05:42 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan sosial adalah kemampuan anak dalam merespon tingkah laku seseorang yang sesuai dengan norma-norma dan harapan sosial. Perkembangan sosial dinyatakan tidak oleh seorang raja, tetapi diperhatikan oleh orang-orang di kelompoknya. Objeknya adalah objek sosial (orang banyak) dan dinyatakan berulang-ulang. Menurut Hurlock bahwa perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial, yaitu menjadi orang yang mampu bermasyarakat.

Perkembangan sosial mengikuti suatu pola, yaitu suatu urutan perilaku sosial yang teratur dan pola ini sama pada semua anak didalam suatu kelompok budaya. Juga ada pola sikap anak tentang minat terhadap aktivitas sosial danpilihan teman hal ini memungkinkan adanya jadwal waktu sosialisasi.

Perkembangan emosional mencakup pengendalian diri, ketentuan, dan satu kemampuan untuk memotivasi diri sendiri,sebagai pakar menyatakan bahwa EQ disebut juga sebagai kecerdasan bersikap. Emosi adalah pengalaman yang efektif yang sertai oleh penyesuaian batin secara menyeluruh, dimana keadaan mental dan fisiologi sedang dalam kondisi yang meluap-luap juga dapat diperhatikan dengan tingkah laku yang jelas dan nyata. 

Jadi perkembangan sosial emosional pada anak usia dini adalah perkembangan yang berkaitan dengan sosial dan emosi menyangkut aspek kemampuan bersosialisasi dan mengendalikan emosi, yang mana pada kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan usia anak dan tingkat pencapaian perkembangan melalui stimulasi-stimulasi yang terangkum dalam suatu kegiatan sosial emosional yang terdapat didalam indikator dalam usia dini yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yang tertuang dalam peraturan pemerintah tentang standar pendidikan anak usia dini dengan tujuan untuk membutuhkan kemampuan sosial emosional sejak dini dan secara alamiah, sehingga dapat menunjang kemampuannya diusia selanjutnya.

Fase-Fase Perkembangan Sosial Emosional 

Menurut para ahli psikologi, perkembangan sosial emosional anak usia dini dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:

  • Masa Bayi (0-1 tahun): Pada masa ini, bayi mulai mengembangkan rasa aman dan percaya diri dengan orang tuanya. Mereka juga belajar untuk mengekspresikan emosinya, seperti senang, sedih, marah, dan takut.
  • Masa Balita (1-3 tahun): Pada masa ini, anak mulai belajar untuk mandiri dan bersosialisasi dengan orang lain. Mereka juga belajar untuk mengendalikan emosinya dan memahami aturan sosial.
  • Masa Prasekolah (3-5 tahun): Pada masa ini, anak mulai mengembangkan keterampilan sosial yang lebih kompleks, seperti kerjasama, berbagi, dan bergiliran. Mereka juga belajar untuk memahami perspektif orang lain dan menyelesaikan konflik.

Komponen-Komponen yang Mempengaruhi Perkembangan

Perkembangan sosial emosional anak usia dini dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu:

  • Genetik: Faktor genetik dapat memengaruhi temperamen anak, yang dapat memengaruhi cara mereka mengekspresikan dan mengelola emosinya.
  • Lingkungan: Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang juga memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan sosial emosionalnya. Hal ini termasuk lingkungan keluarga, sekolah, dan komunitas.
  • Pengalaman: Pengalaman yang dialami anak dalam interaksi sosialnya dengan orang lain juga dapat memengaruhi perkembangan sosial emosionalnya.

Peran Orang Tua dan Pendidik

Orang tua dan pendidik memainkan peran penting dalam mendukung perkembangan sosial emosional anak usia dini. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dan pendidik untuk membantu anak:

  • Membangun hubungan yang aman dan penuh kasih sayang dengan anak.
  • Menjadi contoh yang baik dalam menunjukkan emosi dan perilaku yang positif.
  • Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar dan berlatih keterampilan sosial.
  • Membantu anak untuk memahami dan mengelola emosinya.
  • Menciptakan lingkungan yang aman dan positif untuk anak belajar dan berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun