Mohon tunggu...
rika novyanti
rika novyanti Mohon Tunggu... -

I'm just an ordinary woman....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

(Tentang) Ayam Abu-abu...

28 Juli 2010   03:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:33 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saya membuat tulisan ini setelah membaca salah satu tulisan kompasioner bertajuk 'ayam abu-abu'.
Fenomena ini ternyata semakin mewabah di kalangan remaja dewasa ini ya..., meskipun saya pribadi telah mengenal beberapa pelaku dari ayam abu-abu ini saat saya masih SMA dulu. Sepertinya penulis tersebut benar (maaf, saya lupa namanya, hehehe....) menjadi ayam abu-abu terkadang bukanlah sebagai satu alternatif pemenuhan ekonomi, tapi terkadang menjadi suatu pilihan pribadi (sseperti yang dilakukan oleh teman saya itu).
Kenapa saya tertarik untuk menulis topik ayam abu-abu ini? karena berkaitan dengan kejadian yang saya alami kemarin.

Kebetulan 2 hari terakhir ini saya dan teman-teman diminta menjadi notulis pada acara rakernas dan munaslub suatu organisasi nasional di Indonesia. Acara tersebut diadakan di salah satu hotel berbintang di kota kami. Namanya juga hotel.., sudah menjadi rahasia umum bahwa kita dapat dengan mudah menemukan apa yang disebut ayam abu-abu, cewek salome dan lain sebagainya di sana. Mungkin karena hotel mempunyai fasilitas night club, diskotik dan massage ya..., walaupun terkadang saya mencoba berfikir positif bahwa mereka benar-benar bekerja di sana, tanpa memiliki profesi sampingan yang tidak mengenakkan.

Pada hari pertama, kebetulan bertepatan dengan puasa nisfu Sya'ban, saya dan teman-teman dibagi menjadi 2 kelompok notulen untuk 2 topik pembahasan yang berbeda. saat kami menuju convention hall, ketika akan memasuki lift kami bertemu dengan 2 orang cewek yang berpakaian "wah"... "Wah" dalam versi kami yang kebetulan berjilbab,"wah" dari segi perilaku mereka dan "wah" dari segi dandanannya. Karena saya orangnya ramah (hehehehe....) maka saya berikan mereka senyuman termanis saya disertai anggukan kepala. Tidak ada niatan merendahkan,melecehkan dan sebagainya karena dalam pemikiran saya mereka juga harus bekerja.

Saat keluar dari dalam lift, saya sempatkan mengucapkan terimakasih kepada mereka karena mereka telah bersedia memberikan jalan bagi kami yang keluar terlebih dahulu. Cuma itu.
Akan tetapi saya tersentak saat teman saya berbisik kepada saya di luar lift," Kamu lihat tidak, mereka tadi kaget waktu kamu berterimakasih kepada mereka."

Saya benar-benar terhenyak mendengar kalimat tersebut, benarkah? sungguh, saya memberikan ucapan terimakasih itu tanpa niatan apa-apa, karena memang itulah yang ada di benak saya setiap saya mendapatkan bantuan dari orang lain. Tapi terkait dengan ayam abu-abu yang saya temui di lift kemarin, saya hanya bisa berdoa semoga mereka tergerak dengan senyum dan ucapan itu. Setidaknya, mata hati mereka bisa terbuka bahwa masih ada orang-orang yang menghargai mereka sebagai manusia, dan semoga mereka bisa meneruskan hidupnya di jalan yang lebih baik....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun