Menjalani bulan ramadhan di tanah kelahiran bersama keluarga merupakan hal yang diinginkan oleh banyak orang. Tetapi bagaimana lagi bagi kita mahasiswa yang menuntut pendidikan dikota orang tidak bisa merasakan momen ramadhan bersama keluarga dirumah lagi. Tidak bisa merasakan saat sahur dan berbuka makanan sudah tersedia di meja makan. Tidak bisa menikmati momen hangat makan bersama keluarga.
Sebagai mahasiswa rantau kesepian di kamar kos sudah menjadi kebiasaan bahkan lebih terasa lagi di bulan ramadhan ini. Sahur tanpa teman di kos-kosan, memikirkan menu buka puasa, bahkan tidak sahur karena tidak ada yang membangunkan dan alarm tidak berbunyi.Â
Komunikasi hanya bisa dilakukan lewat media social "nak udah buka belum?" Hal itulah yang membuat saya sebagai mahasiswa rantau rindu dengan suasana rumah. Jarak yang mengajarkan tentang arti kebersamaan.
Namun menjalani ramadhan di kota orang bukan selalu tentang kesepian dan kerinduan. Banyak hal yang bisa dinikmati disini. Sholat tarawih, berburu takjil di masjid sekitar kos, ngabuburit bersama teman di perantauan juga menyenangkan.Â
Momen ini tidak membuat saya terlalu bersedih jauh dari keluarga karena banyak orang yang sama sama merasakan dan bisa melewati momen ini dengan bahagia. Mungkin untuk kita mahasiswa rantau memang merasa kehilangan momen hangat bersama keluarga di bulan suci ramadhan kali ini tetapi jika kita menjakani dengan ikhlas pasti akan ada kebahagiaan didalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H