Mohon tunggu...
ovinaya shebil
ovinaya shebil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa di kampus Universitas Negeri Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Kepercayaan Diri Melalui Teknik "Self Talk"

4 Januari 2025   21:50 Diperbarui: 4 Januari 2025   21:53 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di era sekarang, memiliki kepercayaan diri sangatlah penting bagi setiap individu terutama pada masa pendidikan. Kepercayaan diri pada tiap individu dipengaruhi oleh keyakinan kemampuan diri, sehingga individu dapat menyalurkan diri sesuai keinginan, serta melaksanakan segala sesuatu untuk belajar secara baik. Selain itu, seseorang yang mempunyai kepercayaan diri tinggi sering menganggap dirinya mampu dalam menjalani dan menghadapi segala sesuatu dengan kemampuan yang ada dalam dirinya. Kepercayaan diri penting dikembangkan pada masa remaja. Kepercayaan diri yang baik dapat membantu segala kegiatan dan urusan dapat berjalan lancar karena kepercayaan diri dapat menopang kehidupan manusia khususnya remaja. Menurut Antony (2011) bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang yang diperoleh melalui pembicaraan dengan dirinya sendiri yang bersifat internal, keyakinan yang mendukung pencapaian berbagai tujuan hidupnya untuk tidak berputus asa walaupun menemui kegagalan. Rasa percaya diri merupakan bagian yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan khususnya pada usia remaja. Dalam masa ini remaja berusaha mencari jati diri. Terkadang dalam mencoba berbagai hal baru dalam hidupnya, ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan remaja. Hal ini dapat memberikan dampak bagi pembentukan konsep diri remaja yang pada akhirnya berakibat pada kurangnya kepercayaan diri. Remaja yang memiliki kepercayaan diri rendah akan menghambat tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikannya. Remaja yang tidak percaya diri cenderung akan menarik diri dari lingkungannya karena menganggap dirinya lebih rendah dari temannya.

Menurut Hambly, salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri seseorang adalah bagaimana ia merepresentasikan dirinya sendiri (self-concept), bagaimana ia menilai dirinya sendiri (self-esteem), keadaan fisik, dan pengalaman hidup. Selain faktor internal, terdapat juga faktor eksternal yang berperan dalam kepercayaan diri seseorang, yaitu lingkungan tempat seseorang tumbuh serta kondisi psikologis dan sosiologis. Di samping faktor-faktor yang telah disebutkan, faktor psikologis dan tahap perkembangan usia juga dapat menjadi penyebab kurangnya kepercayaan diri pada remaja. Kebanyakan remaja berada dalam fase transisi dari remaja ke dewasa awal, yang seringkali menghambat kepercayaan diri mereka. Selama periode ini, kondisi psikologis individu mulai berubah, di mana mereka mengalami banyak perubahan fisik, psikologis, dan sosial. Pada usia ini, banyak yang merasa ragu dan canggung mengenai peran mereka dan mulai memasuki fase quarter life crisis.

Ada beberapa aspek kepercayaan diri dalam berbicara di depan umum, yaitu: a) Rasa aman, seseorang dapat dikatakan memiliki rasa aman apabila orang tersebut bebas dari perasaan takut dan kalah bersaing dengan situasi atau orang-orang di sekitarnya. b) Ambisi normal, yaitu ambisi yang disesuaikan dengan kemampuan untuk melaksanakan tugas dengan benar dan bertanggung jawab. c) Keyakinan dalam kemampuan dirinya sendiri, adalah perasaan tidak perlu membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain. d) Mandiri, adalah sikap tidak bergantung pada orang lain dan melakukan sesuatu serta tidak membutuhkan dukungan dari orang lain. e) Optimis, memiliki pandangan dan harapan yang positif terhadap dirinya, masa depannya, dan tujuan hidupnya (Robert, 1992).

Menurut Burnett (1996) Self talk merupakan pembicaraan yang bersifat internal dan terstruktur serta berasal dari diri sendiri untuk diri sendiri sebagai gambaran pemikiran mengenai dirinya dan dunia. Secara terperinci konsep dari Self talk adalah pembicaraan terstruktur di dalam diri yang membahas mengenai diri sendiri dan keadaan di sekitarnya. Menurut Chroni (dalam Indraharsani & Budisetyani, 2017) mengungkapkan bahwa Self talk adalah sebuah dialog ekesternal ataupun internal yang dilakukan untuk memberikan instruksi dan penguatan pada kinerja seseorang dalam menghadapi permasalahan. Self talk adalah salah satu teknik yang memiliki tujuan untuk membantu mengubah pikiran-pikiran negatif pada diri seseorang menjadi pikiran-pikiran yang bersifat positif. Self talk merupakan suatu cara untuk bisa berkomunikasi dengan diri sendiri dengan menggunakan perkataan yang terlintas dalam pikirannya, hal tersebut sifatnya bisa negatif maupun positif tergantung individu tersebut. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa positive Self talk mengarah pada pembicaraan positif yang berasal dari diri sendiri mengenai kehidupan yang terjadi pada dirinya dan kehidupan di dunia. Positive Self talk dapat membantu seseorang dalam memotivasi kinerjanya. Kedua pengertian di atas menjelaskan bahwa konsep positive Self talk adalah dialog yang dilakukan seseorang secara eksternal maupun internal terkait kehidupannya secara positif dan dapat meningkatkan motivasi serta kesehatan mental menjadi lebih lebih baik. Positive Self talk dapat membuat seseorang menjadi tenang saat menghadapi aktivitas bahkan saat berada pada masalah yang berat. Perkataan tersebut mampu meningkatkan kesehatan mental seseorang dapat dengan baik menyikapi setiap permasalahan yang dihadapinya. Bentuk pernyataannya misalnya, “aku pasti bisa!”, “aku harus semangat!”, “aku orang yang kuat!”, dan kata-kata lainnya yang bisa memberikan semangat pada dirinya serta mendukung kondisi mentalnya agar tetap stabil. Sedangkan negative Self talk dapat membuat seseorang menjadi pesimis, mudah putus ada, dan sifat lainnya yang membuatnya menjadi pribadi yang negatif. Kata-kata yang termasuk negative Self talk misalnya, “aku tidak berguna!”, “tidak ada yang bisa aku lakukan”, “aku lemah”, dan sebagainya.

Dengan melakukan positive Self talk, ada beberapa manfaat yang akan didapatkan, yaitu: a) Positive Self talk mampu memperbaiki suasana hati karena dialog positif yang dilakukan mampu menuntun alam bawah sadar seseorang sehingga dialog positif yang diucapkannya menjadi bentuk nyata dari perilaku seseorang. b) Mengarahkan diri dan merangsang untuk mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan adalah salah satu dari manfaat positive Self talk. Hal ini terjadi karena apabila hal-hal positif diungkapkan maka akan memunculkan tindakan positif dalam mencapai tujuan seperti memberikan motivasi, menambah percaya diri, memperjelas tujuan, meningkatkan semangat, dan menjadikan seseorang tidak mudah putus asa. c) Positive Self talk membantu untuk mengubah suasana hati menjadi lebih baik saat individu menghadapi masalah dengan mengungkapkan perkataan positif dalam pikiran. https://bk.fip.unesa.ac.id/

Self talk memiliki dampak positif dan negatif pada individu. Dampak positif yang ditimbulkan dari Self talk adalah, pertama ia dapat mengurangi kecemasan. Contohnya, saat individu sedang melaksanakan ujian atau presentasi yang mengakibatkan rasa tegang, berbicara positif kepada diri sendiri dapat membantu mereka merasa lebih tenang dan siap. Kedua, Self talk berkontribusi pada peningkatan harga diri. Ketiga, sebagai alat untuk mengelola emosi. Dengan terbiasa berbicara positif kepada diri mereka sendiri cenderung lebih mampu mengendalikan perasaan marah, sedih, atau frustrasi. Ini penting untuk menjaga kesehatan mental mereka. Keempat, Self talk dapat mencegah stres dengan mengalihkan fokus dari pikiran negatif ke pikiran yang lebih positif. Kelima, dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah yang mungkin dapat membantu mereka berpikir lebih kreatif dan menemukan jalan keluar. Terakhir, hal ini berkontribusi pada hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Individu yang percaya diri cenderung lebih terbuka dan empatik dalam berinteraksi dengan teman-teman mereka. Namun, ada juga dampak negatif yang ditimbulkan dari Self talk. Self talk bisa menjadi masalah serius bagi individu jika mereka terus-menerus berbicara buruk kepada diri sendiri. Hal ini dapat memperburuk kesehatan mental dan meningkatkan perasaan cemas atau depresi. Remaja yang terjebak dalam pola pikir negatif seringkali mengalami persepsi diri yang buruk, merasa tidak layak atau tidak cukup baik dibandingkan dengan teman-teman mereka. Jika mereka dikelilingi oleh teman-teman atau keluarga yang memiliki sikap negatif, hal ini dapat memicu dampak negatif Self talk dan memperburuk cara mereka melihat diri sendiri.

Teknik Self talk adalah salah satu bentuk dari terapi kognitif (Cognitive Restructuring) di mana teknik ini akan mengutamakan pernyataan positif untuk merubah pemikiran yang tidak masuk akal (irasional) seseorang baik secara verbal atau non verbal menjadi masuk akal (rasional). Teknik ini merupakan jenis dari Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) yang dikembangkan oleh Albert Ellis. Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) ini berfokus pada kepercayaan-kepercayaan irasional untuk diubah menjadi rasional agar bisa sesuai dengan fakta yang ada. Tujuan dari pemberian teknik Self talk adalah untuk mengubah negative Self talk menjadi positive Self talk. Dengan adanya teknik Self talk  maka individu dapat menyadari pemikiran irasionalnya saat menghadapi masalah sehingga dapat menyelesaikan masalah dengan pemikiran rasional yang dipahaminya. Dalam proses melakukan teknik Self talk seseorang melakukan dialog antara dirinya sendiri kepada dirinya sendiri secara internal dan bertujuan membantu untuk dalam meningkatkan motivasi. Individu juga mampu mengendalikan pikirannya sesuai apa yang di inginkan agar mampu mengambil keputusan secara sehat dan mandiri. Dengan melakukan pengulangan perkataan positif dalam latihan positive Self talk maka dapat menjadikan kebiasan baik yang akan menghasilkan kondisi psikologis yang sehat. Selain itu, melakukan teknik positive Self talk terdapat beberapa tahapan, adalah sebagai berikut: a) Klien diarahkan untuk memperlihatkan mengenai pemikiran yang tidak logis. Hal ini dapat membantu klien untuk memahami bagaimana klien dapat memunculkan pikiran irasional. Tahapan ini bertujuan agar klien dapat memunculkan pemikiran bahwa mereka memiliki potensi untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik. b) Tahap kedua, mengarahkan klien untuk menghadapi diri dalam mengubah pikiran irasionalnya. Hal ini dilakukan bersama klien dengan mengeksplorasi ide dan tujuan yang rasional. c) Pemikiran rasional klien akan terus diperkuat dengan kalimat motivasi yang bersifat positif.

Dengan secara konsisten menggunakan teknik Self talk, seseorang dapat mengembangkan kepercayaan dirinya menjadi lebih kuat. Hal ini memungkinkan individu dapat mengatasi tantangan dengan lebih efektif dan mencapai tujuan yang diinginkan. Rasa percaya diri yang tinggi merupakan faktor penting untuk meraih keberhasilan di berbagai bidang kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun