Membangun Pendidikan Karakater Kebinekaan Kepada Anak  Melalui Cerita Rakyat dari Ibu
                                     Oleh: Ovantus Yakop
Kata Kunci: Ibu, Pendidikan Karakater, Cerita Rakyat
Pendahuluan
Mengenal Pola Pendidikan Generasi Masa Lalu
Cerita rakyat merupakan wujud pola Pendidikan nenek moyang kita. Indonesia dikenal dengan kekayaan warisan pengetahuan Pendidikan karakter. Kehebatan nenek moyang kita dalam proses transformasi Pendidikan saat itu sungguh luar biasa. Apa buktinya nenek moyang kita berhasil membangun Pendidikan berkarakter.Â
Kita bisa mencari jawabannya dari orang tua kita. Meskipun mereka tidak mengenal Pendidikan formal, seperti yang umumnya dijalani oleh seluruh anak-anak Nusantara saat ini. Mereka mengenal bahkan menghayati dari hati yang disebut karakter. Bagaimana tolak ukurnya, mereka mengenal Pendidikan karakter. Kita bisa menilai secara langsung dari sikap, tindakan dan tutur kata mereka.
Pertanyaan Refleksi Bagi Kita Bersama
Apakah kita sebagai anak bangsa pernah mendengarkan cerita rakyat dari orang tua ? Siapa yang dekat dengan kita saat masih balita atau usia anak-anak? Dari cerita rakyat yang kita kenal dan lebih bermakna buat kita, itu bersumber dari siapa ? Bapak/Ibu Guru di Sekolah ? ataukah dari orang tua kita di rumah ? . Saya menduga bahwa jawaban  kita bervariasi karena dibangun atau dibentuk dari zona alam pendidkan yang  sama tetapi dengan konteks situasi sosial budaya masyarakat yang berbeda. Lalu mengapa tulisan ini dianggap penting bagi Pendidikan karakter anak Indonesia.
Anak atau generasi bangsa seperti apa yang diharapkan oleh negara di masa depan ? Yang berkarakter atau hanya tau baca tulis. Bagaimana dengan realita anak masa kini ? Apakah cukup dengan masuk sekolah ?
Bagaimana karakter anak kita di Indonesia ? Memuaskan harapan orang tua atau harapan negara? Karena ini adalah tanggung jawab bersama. Kita harus membangun benteng utama Pendidikan yaitu keluarga. Keluarga sebagai fundasi utama dan pertama bagi anak.
Pembahasan
Pentingnya  Peran Pendidikan Karakter  dari Ibu
Selain Bapak sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah, untuk memenuhi segala kebutuhan hidup keluarga. Ada sosok lain dibalik cerita tentang Pendidikan dalam keluarga yaitu Ibu. Ibu merupakan orang tua berjenis kelamin perempuan yang telah menikah dan memiliki potensi yang besar untuk melahirkan anak.Â
Ibu memiliki kedekatan emosional pada anak, serta memiliki sifat-sifat istimewa dalam memelihara, menjaga dan merawat anak. Seberapa besar peluang seorang Ibu membentuk dan membangun Pendidikan terhadap anak. Sejak bayi dalam kandungan Pendidikan dari seorang Ibu sangat dibutuhkan demi kebaikan sang buah hati. Baik dari segi Kesehatan, keamanan dan kebahagiaan serta Pendidikan. Pola Pendidikan seperti apa yang bisa diterapkan oleh Ibu dalam membangun pendidikan karakter sang anak?
Wujud Pendidikan dari Ibu Kepada Anak Sejak kita dalam Kandungan
Aspek Spiritual dan Pendidikan
Saya berpikir kita semua sepakat kita semua lahir dengan sehat dan gembira, berkat doa dan perjuangan sang Ibu.
Dengan membangun komunikasi spiritual yang tinggi sejak usia kehamilan. Ayah dan Ibu pasti selalu mengharapkan anaknya dapat lahir dengan selamat, hidup dan bertumbuh dengan baik, secara fisik mental maupun kerohanian. Dan sebagai orang tua pasti mengharapkan setiap anaknya menjadi yang terbaik buat dirinya sendiri, orang tua, keluarga, serta bangsa dan negara.Â
Wujud Pendidikan nyata Ibu sejak kita berada dalam kandungan, lazimnya Ibu membaca doa sesuai ajaran dan kepercayaan masing-masing agar anak lahir sesuai dengan harapan orang tua, mengerjakan kuis Matematika, membaca cerita atau kisah inspiratif  kepada bayi dalam kandungan, memberikan kehangatan melalui kata-kata positif kepada sang bayi sambal mengelusnya, mendengarkan atau membaca alkitab atau alquran.
Aspek Kesehatan dan Pendidikan Jasmani
Kesehatan adalah harta berharga yang bagi manusia. Ibu yang sedang hamil pasti membutuhkan menjaga pola makan dan Kesehatan, sesuai dengan anjuran dokter atau Bidan. Hal ini bermuara pada agar bayi yang lahir sehat secara jasmani. Bentuk Pendidikannya Ibu mendengarkan music agar tidak galau atau stress karena berbagai tekanan, lari pagi atau jalan santai bersama suami di pagi hari. Mengikuti senam atau Yoga. Tujuannya agar bayi yang dalam kandungan sehat dan tidak mengalami kesulitan saat melahirkan, mempragakan menari atau melenturkan otot agar tak kaku.
Aspek Pendidikan KesenianÂ
Ibu saat hamil melatih untuk menggambar, atau membuat game yang bertujuan mengasah aspek kesenian. Selain itu beryanyi dan memainkan music tradisional maupun modern.
Peran Ibu dalam Membangun Pendidikan Karakter Anak
Setelah melahirkan anak pasti membutuhkan proses yang panjang sehingga ia bisa tumbuh dan berkembang secara baik. Dalam hal ini kita fokuskan pada aspek Pendidikan.
Setiap hari selama satu hari anak ada bersama Ibu. Sejak usia 0 Tahun sampai 12-13 Tahun. Lazimnya anak tinggal bersama orang tua sampai usia tamat Pendidikan Sekolah Dasar. Pertanyaannya adalah pola Pendidikan atau komunikasi seperti apa yang dilakukan oleh Ibu selama kurang lebih 12 sampai 13 Tahun tersebut?
Kita akan melihat potensi-potensi dari anak dari rentangan usia anak balita sampai anak-anak usia pra masuk sekolah dasar atau Paud. Pada umumnya anak memiliki rasa ingin tahu yang lebih dengan banyak memberikan pertanyaan kepada Ibu, dia ingin mengenal dunia yang luas dan menerima jawaban dari sang Ibu atau bapak dan orang terdekat.
Disini peluang besar dari seorang Ibu sangat vital dalam membangun krakter anak melalui cerita rakyat, membacakan kisah-kisah perjuangan, membaca atau menoton film tentang tokoh-tokoh dunia, tokoh-tokoh pahlawan. Point pentingnya adalah Ibu mengondisikan proses transfer Pendidikan karakter anak sesuai dengan usia dan perkembangan anak.
 Bentuk Pendidikan Karakter dari Cerita Rakyat Kepada Anak
Cerita rakyat yang diwariskan oleh leluhur kita dibuat dengan tujuan utama sebagai hiburan untuk rakyat. Selain itu, cerita rakyat dibuat untuk memberikan pembelajaran atau pesan moral kepada anak atau yang mendengarkannya tentang sikap baik dan buruk. Sikap baik dan buruk itu dikemas melaui cerita rakyat yang sesuai dengan tingkat perkembangan usia dan pengetahuan awal anak.
Kapan waktu yang tepat Ibu Merealisasikan Pendidikan Karakter Kepada Anak
Ibu yang baik pasti merencanakan segala sesuatu dengan matang. Berkaitan dengan waktu saya berpikir kapan dan dimana saja. Yang paling penting menurut saya adalah komitmen dan menyadari bahwa Pendidikan karakter itu harus dibangun dari keluarga, sekolah, lingkungan keluarga dan masyarakat luas.
Dalam konteks cerita rakyat, malam hari adalah waktu yang tepat bagi seorang anak. Dimana setelah seharian telah bekerja dan berkumpul bersama. Cerita rakyat adalah pilihan utama dalam proses Pendidikan karakter anak. Bagaimana situasi dan kondisi yang harus dikemas oleh Ibu. Jika Ibu fasih bercerita, saya berpikir itu lebih baik sekaligus membangun kehangatan emosianal terhadap buah hati, selain itu Ibu akan melihat dan merasakan respon positif atau negatif dari anak secara langsung saat cerita berlangsung dan setelah cerita. Bagaimana hubungannya dengan sikap anak baik dan buruk. Dari cerita rakyat tersebut dalam kehidupan sehari-hari anak seakan di beri rambu oleh sang Ibu. Jika anak berbuat baik, orang tua harus memberikan supor atau stimulus lewat kata-kata atau hadiah. Atau cara lain mengaitkan tokoh cerita yang baik dari cerita rakyat dengan sikap baik yang dilakukan oleh anak. Selain itu mengaitkan cerita rakyat dengan cita-cita atau masa depan anak itu sendiri sesuai dengan bakat dan talenta yang dimilikinya.
Pendidikan Karakter Kebinekaan Seperti Apa yang diterima Oleh Anak dari Cerita Rakyat Sang Ibu
Setiap Ibu tentunya tidak setuju jika anaknya dicap anak kurang baik atau nakal. Oleh karena itu pasti selalu berusaha menjadi anak berkarakter baik. Dalam konteks dewasa ini, cerita rakyat sangat mudah kita temukan. Sebagai Ibu kita hanya butuh usaha dan komitmen. Kita bisa mencari Buku-buku cerita rakyat dari berbagai daerah di Nusantara sesuai dengan tema atau harapan kita kepada anak.
Cerita Rakyat yang Menunjang Karakter Kebinekaan yang di Harapkan dari Anak
Pertama, Cinta damai. Supaya anak memahami cinta damai dalam kehidupan berbagsa dan bernegara. Nilai cinta damai perlu ditanamkan sejak dini di seluruh pelosok Tanah Air. Konteks kehidupan masyarakat Indonesia yang beranekaragam dari Suku, agama, budaya, tempat tinggal, bahasa diharapkan anak mampu berdiri kokoh dan menyikapi setiap persoalan yang muncul dalam kehidupannya baik masalah dengan tetap mengedepankan aspek cinta damai. Dengan demikian, ia merasa nyaman dan diterima serta selalu menjadi pelaku utama terciptanya damai dalam kehidupan nyata, kapan dan dimanapun ia berada.
Selain itu karakter lain yang diharapakan dari cerita rakyat adalah kerja keras, gotong royong, sopan santun, religious, jujur, toleransi, menghargai, disiplin, peduli, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,menghargai prestasi, semangat nasionalisme, gemar membaca, komunikatif, bertanggung jawab, cinta lingkungan, peduli sosial.
Apa Fungsi Pendidikan Karakter Kebinekaan Bagi Kehidupan Anak
Pertama, mewarisi kebenaran dan memperbaiki yang salah dari generasi sebelumnya. Dengan tujuan setiap anak menjadi pelaku utama membawa kebaikan untuk diri sendiri, lingkungan keluarga, sahabat dan masyarakat. Serta dalam "sebagai generasi peewaris peradaban di Nusantara yang kita cintai bersama. Kedua, memiliki kemampuan menyaring dan mengelompokan informasi yang baik dan buruk sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam hal ini anak bisa menyaring budaya dari bangsa lain yang memiliki pengaruh negatif bagi kehidupan dan lingkungannya.
Ketiga, Memiliki cara pandang yang luas dan tak terbatas mengenai hal yang baik, hati nurani yang jujur, bersikap baik dalam kesharian dengan siapa saja dan dimana saja.
Penutup
Membangun Pendidikan adalah sebuah usaha bersama dari keluarga, masyarakat, pemerintah, Pendidikan formal, non formal, Lembaga swasta dan keagamaan. Â Karena kita adalah pewaris peradaban selayaknya kita berbagi kebaikan melaui cerita rakyat yang membawa arah Pendidikan karakter mulai dari rumah atau keluarga. Mari kita sambut generasi emas tahun 2045 dengan mempertahankan dan mewarisi cerita rakyat sebagai salah satu cara.
Gulung, 19 Agustus 2024
Refleksi penulis terkait Pendidikan di Indonesia dan Pentingnya Karakter yang Baik. Saya sangat peduli dengan pendidikan karakter di Indonesia di masa yang akan datang, semoga lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H