Mohon tunggu...
Ourvoice Indonesia
Ourvoice Indonesia Mohon Tunggu... lainnya -

OurVoice adalah sebuah organisasi masyarakat sipil bagi kelompok maupun individu gay dan biseksual laki-laki. Organisasi ini juga membuka diri bagi kelompok atau individu yang memiliki kesamaan pandangan dan kepedulian terhadap isu-isu kemanusiaan, khususnya menyangkut isu orientasi seksual dalam masyarakat. OurVoice ditujukan bagi mereka yang ingin melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun bagi orang-orang di sekitarnya. Our Voice menjadi wadah bagi kelompok gay dan biseksual laki-laki untuk melakukan advokasi dalam memperjuangkan hak-hak dasarnya sebagai warga negara Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ada Apa dengan Penguasa?

6 Februari 2012   03:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:00 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13284981891667411400

Oleh: Hartoyo* Membaca berita di harian Kompas, Senin (6/2/2012) ada beberapa catatan yang menurut saya menarik : 1. Presiden SBY mengakui menurunnya dukungan P.Demokrat karena kadernya terjerat kasus korupsi. Tapi SBY bersikeras bahwa ini bukan kebijakan partai, tapi oknum/kader. Sepertya ini mirip pendapat Kapolri selama ini ketika anggotanya melakukan pelanggaran HAM, ini oknum bukan institusi!!!. Menurut saya, gak ada deh secara formal partai politik yang punya tujuan untuk melakukan korupsi dan meyengsarakan rakyat. Tapi faktanya, sepertinya sangat sedikit (atau mungkin tidak ada) partai politik di Indonesia yang benar-benar berjuang untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat, terutama mereka yang terpinggirkan secara sistem sosial, politik, ekonomi dan budaya. Selama ini yang dibela oleh partai politik hanya orang-orang yang di lingkaran kekuasaan dan punya sumberdaya besar. (Headline) 2. SBY menghadiri peringatan Maulid Nabi di Monas yang diselenggarakan oleh pengajian zikir "Majelis Rasullah (MR)". MR adalah sebuah pengajian dan zikir yang anggotanya ribuan orang (wilayah Jakarta saja).  Secara politik tentu sangat diperhitungkan oleh penguasa manapun. Ini bukan kali pertama pengajian MR dihadiri oleh SBY. Tentu kita bisa menganalis dengan mudah, siapa yang diuntungkan antara "hubungan" itu? Apakah penguasa (dalam hal ini SBY), MR atau keduanya?  Dalam sejarah perkembangan agama, kepentingan politik sangat dekat dengan agama. Sehingga sangat sulit membedakan mana ajaran Tuhan dan mana kepentingan politik  untuk kekuasaan?. (Hal.1) 3. SBY dalam peringatan Maulid Nabi bersama MR, menyampaikan pentingnya menerapkan keberagamaan yang damai, menghormati perbedaan dan tidak menggunakan kekerasan. Terkesan sangat "bijaksana" dan damai,  pesan dari pemimpin bangsa yang satu ini (baca:SBY). Tapi faktanya masa kepemimpinan SBY justru  banyak terjadi kekerasan atas nama agama, dari mulai kekerasan dan pembunuhan bagi umat Ahmadiyah, larangan beribadah bagi umat Kristen GKI Yasmin Bogor, pembubaran pertemuan ILGA di Surabaya, pembubaran pelatihan HAM bagi Waria di Depok, berkembangnya kelompok-kelompok garis keras atas nama agama.  Dan yang terakhir sikap menteri Agama, Suryadharma Ali menyatakan bahwa Syiah sebagai ajaran Islam yang meyimpang. Tindakan-tindakan intoleran itu semua terkesan dibiarkan bahkan dipelihara pada masa pemerintahan SBY.  Menurut penulis, tindakan SBY ini hanya sebagai "politik pencitraan" untuk mengukuhkan kekuasaan dan menutupi kebobrokan kepemimpinan selama ini. (Hal. 3 4.  Angelina Sondakh, baru saja mengadakan pengajian untuk peringatan setahun kematian suaminya, Adjie Massaid. Acara ini tidak dihadiri oleh satupun petinggi dari partai politik Demokrat. Padahal kita tahu Angie, adalah wakil Sekjen P.Demokrat dan almarhum Adjie anggota DPR RI dari partai yang sama. Tentu kita juga bisa menduga alasan ketidakdatangan petinggi partai tersebut. Mungkin karena memang tidak diundang oleh Angie atau karena memang lagi "menjauh" dari Angie.  Setelah Angie ditetapkan sebagai tersangka atas kasus korupsi Wisma Atlet oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.  Sepertinya P. Demokrat sedang "gunjang-ganjing" ditingkat internal partai.  Mungkin sekali masing-masing pihak didalam partai yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam kasus Wisma Atle berusaha cari posisi "aman" atau mulai "menjauhi" dari Angie pelan-pelan.  Hanya Tuhan yang tahu :):) Padahal saya berani jamin 1000 %, jika Angie tidak menjadi tersangka dan tidak ada kasus Wisma Atlet, peringatan kematian Adjie sudah dipastikan tidak tertutup untuk publik, media. Dan yang pasti akan dihadiri oleh banyak petinggi demokrat sebagai simbol partai yang Religius. (Hal.2) *Sekum Ourvoice, 6 Februari 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun