[caption id="attachment_288612" align="aligncenter" width="590" caption="Limbah nuklir untuk 100 ribu tahun. Sanggupkah Indonesia?"][/caption] Saat tulisan ini ditulis, Indonesia tengah berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Bangka. Ada banyak rakyat Indonesia yang bersemangat dan setuju atas pembangunan PLTN ini, alasannya bisa menutupi defisit listrik dan juga sebagai ajang unjuk gigi pada dunia internasional. Penulis sadar dengan membangun PLTN di Indonesia ada banyak keuntungan yang dapat diperoleh. Keuntungan itu antara lain di bidang ekonomi, IPTEK, dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Di bidang ekonomi, dengan beroperasinya PLTN, Indonesia bisa mendapat sumber energi melimpah dengan harga murah dibanding Pembangkit Listrik Konvensional. Dengan pasokan listrik yang murah dan stabil ini, investor juga akan memindahkan pusat produksinya ke Indonesia. Di bidang IPTEK, pembangunan PLTN akan memacu para praktisi dan pihak Universitas untuk meningkatkan pengetahuan mengenai perawatan dan pengoperasian PLTN. PLTN juga bisa menjadi objek penelitian bagi para peneliti Indonesia. Selain itu, berdirinya PLTN juga bisa menjadi sarana pengembangan SDM. Dengan beroperasinya PLTN di Indonesia, akan terbuka peluang kerja bagi para sarjana fisika nuklir, bagi para praktisi dan ilmuwan yang mengevaluasi PLTN, dan juga pekerjaan-pekerjaan lain di sekitar PLTN. Dan ini bisa menjadi siklus positif bagi Indonesia. Tapi penulis menyadari masih banyak rakyat Indonesia yang belum tahu bahayanya nuklir dan limbah radioaktif sebagai akibat dari PLTN. Masih banyak rakyat Indonesia yang belum tahu sulitnya merawat dan mengoperasikan PLTN. Masih banyak rakyat yang belum tahu, mengapa di negara Jepang yang teknologinya tinggi sekalipun, kecelakaan PLTN masih terjadi. Masih banyak rakyat yang belum tahu, ada begitu banyak limbah yang keluar seiring PLTN beroperasi. Masih banyak rakyat yang belum tahu betapa sulitnya mengolah limbah radioaktif itu. Bagaimana cara mengubur dan menyimpannya sehingga tidak membahayakan manusia. Oleh karena itu penulis merangkum semua hal-hal tadi dalam seri artikel PLTN di Indonesia. Kita akan sama-sama belajar keuntungan dan resiko beroperasinya PLTN di Indonesia. Kita juga bisa melongok kisah negara-negara dengan banyak PLTN seperti Jepang dan Prancis, dan melihat kesulitan yang mereka hadapi. Semoga dengan membaca ini, makin banyak rakyat Indonesia yang paham PLTN. Makin banyak rakyat Indonesia yang bisa mengemukakan dengan antang pendapatnya mengenai PLTN. Makin banyak diskusi dan debat tentang PLTN di Indonesia. Kelak, pemerintah bisa membuka ruang-ruang publik sebagai sarana komunikasi pemerintah, praktisi dan ilmuwan, dan rakyat Indonesia. Semua hanya untuk Indonesia yang lebih maju! Untuk Indonesia yang mapan dan tidak jatuh pada lubang yang sama seperti negara lain. Untuk Indonesia yang kuat dan tidak gampang terpengaruh negara lain untuk membangun PLTN. Catatan: Karena pembahasan yang detail, artikel menjadi panjang. Untuk itu di tiap awal artikel, penulis mencantumkan juga perkiraan waktu membaca artikel. Selain itu, penulis tidak bisa mencantumkan tulisan di Kompasiana karena keterbatasan panjang artikel dan juga keterbatasan dalam input konten terkait seperti gambar, ilustrasi penjelasan, dan video. Penulis hanya mencantumkan link menuju website tempat artikel ditulis. Penulis sangat mengharapkan komentar dari para pembaca seputar pembangunan PLTN di Indonesia. Penulis juga menunggu para praktisi menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Sekian dan selamat membaca. Bagian 1: Mengapa Indonesia perlu membangun PLTN? Pada bagian ini, kita akan membahas kelebihan PLTN dibanding pembangkit listrik lainnya. Kita juga akan belajar cara kerja PLTN dan mengapa Bangka Belitung dipilih sebagai lokasi PLTN.
- PLTN di Indonesia : Apa yang Perlu Diperhatikan? (10 menit)
- Mengapa Membangun PLTN di Bangka? (5 menit)
- Prinsip dan Cara Kerja PLTN (10 menit)
Bagian 2 : Belajar dari Kecelakaan PLTN Negara Lain. Hasil angket menyatakan bahwa 60% dari sampel masyarakat Indonesia setuju Indonesia membangun PLTN. Tapi apakah mereka sudah tahu bahaya PLTN? Kita akan belajar apa kerugian PLTN, bahaya PLTN dari pengalaman Jepang yang mengalami kecelakaan PLTN Fukushima.
- Belajar ketahanan sistem PLTN dari PLTN Fukushima Jepang (50 menit + video)
- Mengapa Kecelakaan PLTN Fukushima di Jepang terjadi? (15 menit)
- Pembangunan PLTN di Indonesia, Belajar dari Kecelakaan PLTN Fukushima di Jepang (10 menit)
Bagian 3 : Limbah Nuklir Radioaktif yang Tidak Boleh Dilupakan Dalam berita-berita di media, selalu dilaporkan keberhasilan BATAN dalam menyimpan limbah nuklir. Dalam berita dikatakan limbah nuklir disimpan dan tidak akan mengganggu kehidupan rakyat. Tapi limbah nuklir yang dibicarakan adalah limbah hasil penelitian nuklir semata, yang kadarnya tidak tinggi. Ketika PLTN beroperasi, limbah nuklir yang dihasilkan adalah limbah berkadar tinggi. Limbah nuklir berkadar tinggi ini sangat berbahaya (ada yang bisa membunuh orang dalam 20 detik) dan proses penyimpanan dan pengolahannya pun tidak gampang. Kalau belajar dari Negara Prancis (Negara yang 75% listriknya dari PLTN), limbah nuklir harus disimpan selama 100 RIBU Tahun. Sanggupkah Indonesia membuat tempat penyimpanan limbah seperti ini? Dimana akan dibangun? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan dibahas di bagian ini.
- Limbah Radioaktif yang Tak Boleh Dilupakan (15 menit)
- Melihat Pengolahan Limbah Radioaktif Berkadar Rendah di Desa Rokkasho, Jepang (15 menit)
- Kesulitan dalam Pengolahan Limbah Radioaktif (10 menit)
- Mengintip Masuk ke Fasilitas Penyimpanan Limbah Radioaktif di Desa Bure, Prancis (30 menit + video)
- Masalah dalam Pengolahan Limbah Radioaktif Berkadar Tinggi (10 menit)
- Belajar dari Desa Bure Prancis, Apakah Indonesia layak membangun PLTN? (10 menit)
Tentang Penulis: Penulis adalah mahasiswa tingkat 3 Teknik Elektro di salah satu Universitas di Jepang dan telah tinggal di Jepang kurang lebih3,5 tahun. Menekuni bidang mesin dan motor, juga teknologi tenaga nuklir. Senang membaca buku dan film dokumentasi, serta aktif mengikuti forum diskusi mengenai PLTN di Jepang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H