Hai semua! Wah sudah memasuki bulan April nih, pasti untuk adik-adik SMA lagi mulai sibuk menentukan tempat studi kalian setelah lulus dari sekolah kalian kan? Nah, cocok banget nih kalo kalian baca artikel ini, ini adalah 4 keunggulan kuliah di Atma Jaya :
1. Letak yang strategis
Siapa yang tidak tau kawasan semanggi di Jalan Jenderal Sudirman? Merupakan kawasan yang sangat ramai dan tidak pernah sepi. Karena terletak di salah satu kawasan tersibuk se-ibu kota, sangat tidak diherankan jika Unika Atma Jaya merupakan kampus yang sangat stategis untuk menjadi pilihan dalam melanjutkan studi. Banyak sekali kantor-kantor besar sekitar yang melirik lulusan Atma Jaya karena mempunyai lulusan yang terpercaya kualitasnya sehingga mereka tidak perlu meragukan lulusan Atma Jaya, yang notabene “tetangga” mereka.
Keuntungan lain dari letak yang strategis ini adalah para mahasiswa dan mahasiswi pun tidak usah bingung jika mau bepergian seusai kelas karena terdapat banyak sekali pusat perbelanjaan yang ada di sekitar kampus atma jaya semanggi, contohnya ada Plaza Semanggi, Grand Indonesia, Pasific Place, Plaza Indonesia dan lain sebagainya. Ada pepatah mengatakan "banyak jalan menuju Roma", kata-kata ini sepertinya cocok untuk kampus Unika Atma Jaya Semanggi. Dari segi letak, kampus unika atmajaya semanggi mempunyai berbagai jenis pilihan transportasi mulai dari kopaja, bus transjakarta, kereta api, ojek, taksi, omprengan dan lain sebagainya yang bisa memudahkan para mahasiswa dan mahasiswi untuk mencapai lokasi.
2. Kantin murah dan enak!
Selesai kelas pasti kita lelah dan lapar. Tidak usah jauh-jauh nyari makanan diluar kampus, Atma Jaya punya kantin yang makanan dan minumannya beraneka macam. Mulai dari makanan berat seperti nasi+ayam penyet, gado-gado, soto ayam bakar, nasi goreng, mie ayam sampai yang agak ringan seperti siomay, batagor, kebab, burger, gorengan, dan masih banyak lagi! Untuk makan itu semua, kita gak perlu mengeluarkan uang banyak karena dikantin Atma Jaya mempunyai peraturan, harga makanan per porsinya tidak boleh lebih dari 13.000. jadi hanya dengan 13.000 aja kita udah bisa kenyang loh. Karena itu juga setiap jam makan siang, kantin Atma Jaya selain dipenuhi oleh anak-anak Atma Jaya sendiri juga dipenuhi oleh karyawan-karyawan kantor yang ada disekitar Atma Jaya.
3. Disiplin dan Sopan
Atmajaya dikenal dengan kata disiplin yang dimana jam mulai kuliah tepat waktu dan taat terhadap peraturan yang ada. Atma Jaya dikenal dengan kampus bebas dari narkoba dan bebas dari asap rokok. Tentunya dengan kedisiplinan itu diharapkan terciptanya lingkungan sehat di dalam kampus. Atma Jaya juga terkenal dengan kedisiplinan dalam pengisian jadwal jadwal kuliah yang biaa dilakukan diluar kampus loh, jadi tidak harus ke kampus untuk mengisi jadwal kuliah. Oh iya, dalam segi berpakaian pun, mahasiswa dan mahasiswi tidak diperbolehkan memakai sendal dan celana pendek saat perkuliahan berlangsung, jadi bukan hanya kedisiplinan tapi juga menjunjung tinggi kesopanan. Jadi bukan hanya mengedepankan keunggulan dalam segi akademis tapi juga dapat menghasilkan lulusan yang Kristiani, Unggul, Profesional, Peduli.
4. Keanekaragaman Budaya
Kita sebagai orang terpelajar harus mengakui bahwa menerima perbedaan itu susah. Hadirnya sebuah kampus swasta di Jakarta bisa menjadi jembatan yang mampu menyatukan perbedaan itu. Itu menjadi salah satu hal positif yang coba dibangun oleh universitas tersebut. Ketika kita masuk ke dunia perkuliahan untuk mencari ilmu itu sudah wajar dan sepatutnya, tetapi banyak cobaan yang pastinya akan dilewati seperti punya teman sekelompok yang berasal dari daerah dan mungkin di daerahnya dia belum terbiasa untuk beradaptasi dengan kita yang besar di Jakarta.
Pastinya akan kesal ketika pertama melihat ‘kok ini orang aneh banget nih, tidak bisa bersosialisasi’ tetapi jika pemikiran itu tetap ada maka tugas yang diminta dosen tidak akan selesai. Hal itu menjadi tantangan kampus untuk menyatukan mereka yang berbeda dan akhirnya membuat persatuan sesuai dengan sila ketiga Persatuan Indonesia. Untungnya Atma Jaya berada di tengah pusat kota sehingga menerima perbedaan dan beradpatasi dengan mereka yang berbeda ras, budaya bahkan agama bisa menjadi hal positif untuk kita bisa bersosilasasi. Jangan sampai ada tembok di antara perbedaan yang akhirnya tidak dapat menyatukan kita.