Saat itu rerumputan sedang hijau-hijaunya. Namun aku sedang tertegun di samping kolam renang rumahku, membiarkan air hujan mengguyur tubuh lemasku. Pikiran ku begitu kacau entah tak bisa kujelaskan.
Saat di kelas aku sudah berusaha bahagia tapi rasa itu terus muncul membanjiri pikiran ku. Berbagai pertanyaan berebut posisi. Bahkan sampai aku bingung yang mana yang memang benar benar aku pikirkan.
Bibi datang berteriak memanggil namaku tapi hanya kujawab dengan tatapan sayu. Hujan tak ingin berhenti begitupun dengan air mata. Bibi berlari menerjang hujan memeluk dengan handuk yang sudah setengah basah terkena rintik. Ia membantuku berjalan perlahan. Dan sekali lagi tatapan ku masih saja sayu.Â
'Apa salahku Duhai serigala serigala kelas? Begitu mudah kau ucapkan kata kasar dan setelah itu kau akan bilang bahwa itu adalah candaan. Ada apa dengan mu ada apa dengan jalan pikiranmu?' Aku tersedu, mungkin karena begitu keras Bibi datang kembali membawa seteguk air dan baju ganti untukku. Bibi hanya tersenyum melihat ku seakan mengerti masalah gadis seusiaku saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H