Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Negara Barat Tak Bisa Kalahkan ISIS", Kisah Wartawan Jerman yang Lolos dari Wilayah ISIS

24 Desember 2014   14:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:34 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_361466" align="aligncenter" width="585" caption="Juergen Todenhoefer Wartawan German yang Terkenal Itu"][/caption]

Sumber Gambar

"Negara Barat Tak Bisa Kalahkan ISIS". Itu salah satu kesimpulan Juergen Todenhoefer, seorang wartawan asal Jerman yang baru saja keluar dalam keadaan hidup dari wilayah utara Irak yang dikuasai oleh ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria). Todenhoefer merupakan wartawan Barat pertama yang bisa masuk dan diberi akses ke wilayah itu. Selama 10 hari ia berada di sana untuk melihat secara langsung kehidupan ISIS, mengamati dari dekat dan berdialog dengan ISIS. Keluar dalam keadaan selamat dari wilayah itu pada 16 Desember 2014 dengan berlari menyeberang perbatasan Turki melewati rute yang biasa dilalui oleh penyelundup sebagaimana dirilis oleh the Huffington Post.

Tulis www.independent.co.uk wartawan terkenal di Jerman tersebut mengungkapkan kesan yang bisa jadi menggetarkan negara Barat dan negara-negara yang memusuhi ISIS "kelompok (ISIS, Pen.) jauh-jauh lebih kuat dan jauh-jauh lebih berbahaya dari yang selama ini disadari oleh orang-orang"

Wartawan berusia 74 tahun itu berhasil masuk ke wilayah ISIS melalui Turki menuju Mosul kota terbesar yang diduduki ISIS setelah berbulan-bulan bernegosiasi melalui Skype dengan pemimpin kelompok tersebut. Akhirnya, ia mendapat jaminan keselamatan dari khalifah pemimpin tertinggi kelompok itu selama berada di wilayah Irak dan Suriah seperti diberitakan oleh The Huffington Post 23 Desember 2014.

Selanjutnya Todenhoefer mengisahkan bahwa ia tinggal di hotel di Benghazi hotel yang sama yang ditempati James Foley, wartawan AS yang dipenggal sebagaimana rekaman kamera bulan Agustus lalu, lanjutnya. Tak hanya James Foley yang dieksekusi mati secara sadis oleh ISIS dan direkam kamera, tetapi juga Steven Sotloff, relawan perang David Haines, Alan Henning dan Peter Kassig. Semua gambaran pembantian itu menjadi bayangan menakutkan dalam benak Todenhoefer.

"Tentu saja saya melihat hal yang menakutkan itu, rekaman video yang brutal itu menjadi salah satu yang menjadi perhatian saya selama negosiasi berlangsung, saya menghindari agar hal yang sama tak terjadi pada saya," tuturnya.

Sekembalinya dari perjalanan yang mematikan itu, Todenoefer mengeluarkan peringatan keras (kepada musuh ISIS, Pen.). "Dari sudut pandang saya, ini (ISIS, Pen.) adalah ancaman terbesar bagi perdamaian dunia sejak perang dingin," tulisnya secara rinci dalam posting Facebook. "Kita sekarang membayar harga suatu kebodohan yang amat atas serangan George W Bush di Irak. Barat tidak memiliki konsep terhadap ancaman yang dihadapinya." Sumber berita dalam link ini.

Kesan-kesan yang kuat terhadap ISIS dan dan kisah Todenhoefer selama ia berada di tengah kehidupan ISIS diberitakan lengkap oleh www.independent.co.uk dan the huffingtonpost.com yang mencuplik dari posting Facebook Todenhoefer.

1419380027293300638
1419380027293300638
Todenhoefer di tengah tentara ISIS

Sumber Gambar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun