Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jejak Kidung Setia

3 Februari 2015   14:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:54 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14229226872107433322

[caption id="attachment_366991" align="aligncenter" width="420" caption="Kidung Setia"][/caption]

Sumber Gambar

-------------------------

Jika waktu tidurku saja aku tak tahu
lalu kapan aku bisa memimpikanmu?
Jika bulan saja kadang tak sempurna
bagaimana bisa kita terpisah lama?

ombak-ombak di laut
dalam kelam malam yg semakin larut
sunyi sunyi tak ada lagi bunyi
apalagi burung camar bernyanyi

tiup angin-angin semilir
dalam kidung lagu getir
menggetarkan pelita hati
padam lalu tak sadarkan diri

tapi aku kan setia sampai mati
mencintamu tak kan pernah sepi
mencintamu bak merahnya bunga
di tengah duri perih mendera

setiaku adalah harga mati
bak elips berputarnya bumi
acuh dengan segala gejolak yang menggelora
apatah di dalamnya suka duka mendera

-------mw-------

*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia
**) Buat istriku tercinta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun