Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Banjir Jakarta di Mata Penjual Nasi

11 Februari 2015   20:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:25 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1423635546448155097

[caption id="attachment_368318" align="aligncenter" width="468" caption="Banjir Jakarta di Mata Penjual Nasi"][/caption]

Sumber Gambar

--------------

kujajakan hari ini sebungkus nasi
penghilang lapar sehari ini
lauknya goreng tempe ikan teri
dinikmati saat perut kosong tak berisi

aku penjaja nasi di pinggir jalan
setiap hari mangkal di perempatan
dengan modal amat pas-pasan
laba cukup untuk sehari sekali makan

hari ini deras hujan tak berhenti
di perempatan tempatku jualan jadi sepi
hari ini tak ada pembeli
nasi jualanku pun menjadi basi

banjir air di Jakarta banjir tahunan
sengsarakan warga seperti tak bosan
banjir Jakarta terus jadi gunjingan
semua pihak bisanya saling menyalahkan

sudah banyak pemimpin berjanji
"Banjir Jakarta bisa saya atasi"
namun tak ada yang terbukti
malah banjir terjadi berulang kali

daripada ku mencaci maki
doaku saja pada pemimpin tak berhenti
agar pemimpin kerja setengah mati
mencari jitu solusi banjir tak datang lagi

daripada aku mencerca dan menista
tak bisa selesaikan masalah banjir Jakarta
lebih baik kita bekerja bersama
atasi banjir di depan mata

-------mw-------
*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun