Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bangsa Indonesia Bermental Calo: Sebuah Gejala Bahasa

29 Januari 2014   20:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:20 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13910003491350723628

[caption id="attachment_309076" align="aligncenter" width="358" caption="Bangsa Indonesia Bermental Calo: Sebuah Gejala Bahasa"][/caption] Dalam suatu berita hari Kamis, 1 Nov 2012 16:45 WIB yang diungkap oleh merdeka.com berjudul "Ribka: Pemerintah bermental calo tak bisa urus TKI." Sungguh miris membaca judul berita itu. Judul berita itu terkait dengan ketidakmampuan Pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan kasus-kasus yang menimpa tenaga kerja indonesia di luar negeri. Kasus-kasus penyiksaan, pembunuhan, pemerkosaan, sungguh tiada henti menimpa TKI kita yang diberi gelar Pahlawan Devisa. Ribka Tjiptaning Ketua Komisi XI DPR melihat banyaknya kasus TKI menjadi geram dan mengeluarkan kata-kata yang di dalamnya menyebut pemerintah kita sebagai: BERMENTAL CALO. Pembahasan dalam artikel ini tidaklah terkonsentrasi pada masalah TKI atau politik, tetapi membahas tentang kata calo dan padanannya sebagai gejala bahasa yang mengalami pemaknaan secara negatif (gejala bahasa peyoratif) dalam penggunaan komunikasi kita baik resmi maupun tidak resmi. Dalam KBBI Daring (dalam jaringan/online), kata calo berarti orang yang menjadi perantara dan memberikan jasanya untuk menguruskan sesuatu berdasarkan upah. Makelar adalah nama lain dari calo, ada yang menyebut perantara, cengkau atau pialang, blantik, pialang, talang. Istilah kerennya adalah broker. Lidahibu.com menyebut makelar ditengarai berasal dari hasil penyesuaian ejaan dari makelaar dalam bahasa Belanda. Dalam kamus bahasa Belanda, calo dalam bahasa Indonesia bersinonim dengan tussenperson, makelaar, dan agent. Dalam bahasa Inggris, calo akan disebut broker, yang berasal dari Anglo-French brocour. Hebatnya, kata tersebut sudah tercatat pada abad ke-14. Bahasa Arab akan menyebutnya dalal, bahasa Jawa: blantik, bahasa Cina: cengkau. Bahasa Indonesia pun sudah memasukkan broker dalam daftar kata untuk calo, selain makelar, (pedagang) perantara, pialang, dan talang. Wikipedia memaknai broker lebih lengkap sebagai "an individual or party (brokerage firm) that arranges transactions between a buyer and a seller for a commission when the deal is executed. A broker who also acts as a seller or as a buyer becomes a principal party to the deal". Calo atau makelar atau perantara atau broker atau sinonim lainnya adalah jenis profesi jasa (layanan). Profesi ini adalah profesi legal, sah dan terhormat yang biasanya ada di dunia transaksi barang dan jasa baik lokal, domestik, regional maupun internasional. Profesi ini adalah profesi yang terhormat seperti halnya profesi pengemudi (sais, sopir, masinis, nakhoda, pilot, astronot), pengajar (suhu, guru, dosen), konsultan, pengacara, dan dokter. Jasa atau layanan yang diberikan oleh profesi itu adalah menemukan pembeli buat penjual, atau sebaliknya menemukan penjual buat pembeli, sehingga transaksi jual beli bisa terjadi. Dari jasa atau layanan inilah profesi ini mendapatkan pendapatan. Tidak ada patokan khusus berapa persentase dari harga jual (beli) jasa calo yang diberikan sebagai pendapatan. Semuanya tergantung dari produk yang diperdagangkan dan yang paling penting adalah kesepakatan dari pihak yang bertransaksi. Etikanya seorang calo mendapatkan fee sebagai pendapatannya dari layanan yang dia berikan dari salah satu pihak yang bertransaksi. Sampai disini jika kata calo digunakan dalam konteks perdagangan yang profesional, kata calo bermakna positif. Namun dalam konteks Indonesia, dalam perkembangannya penggunaan kata calo dan makelar --khususnya-- untuk komunikasi resmi maupun tidak telah mengalami degradasi rasa atau gejala peyoratif. Sehingga pada akhirnya kata calo dan makelar memiliki arti negatif dibanding padanannya yang lain. Menurut lidahibu.com kata calo ini begitu aktif menyatu dengan banyak unsur penjelas, “memaksa” para calo untuk menunjukkan area kerjanya atau objek yang ditekuninya. Apa maksudnya? Misalnya, calo SIM. Seorang calo SIM tentu harus mahir dalam pengurusan SIM tanpa harus melewati prosedur yang dianggap kusut. Contoh yang lain adalah calo CPNS, calo paspor, calo tiket dan calo hotel untuk liburan Natal dan Tahun Baru, calo tenaga kerja untuk TKI, calo daging kurban pada Hari Raya Kurban, calo tanah, dan calo kasus. Untuk yang disebut terakhir, orang juga menyebutnya makelar kasus dan dengan “kreatif” menyingkatnya menjadi “markus.” Munculnya calo dan makelar dalam pelayanan publik oleh Pemerintah sebagaimana dicontohkan di atas disebabkan adanya birokrasi (prosedur pengurusan) pelayanan publik yang lambat dan berliku disertai prinsip "jika bisa dipersulit kenapa dipermudah." Dalam sebuah instansi pelayanan publik terpasang slogan sebagai berikut: “Tolak Calo. Jasa Calo VS Urus Sendiri. One Day Service”. Dalam hal ini, instansi tersebut sudah mengamini dan sadar bahwa pelayanan yang lambat akan menyuburkan praktik percaloan. Sayangnya, “tulisan mulia” tersebut tak serta merta menyelesaikan masalah. Bahkan, saat birokrasi atau pelayanan yang lamban sudah tak bisa dijadikan sebagai alasan kemunculan calo, percaloan akan muncul sendiri karena masih adanya mentalitas korup dari para pelayan publik, dan setali tiga uang dengan mentalitas kita sebabagi pengguna layanan, senang dengan jalan pintas dan instan, keengganan untuk mengantre, dan seabrek alasan yang mungkin tak masuk akal. Karena mentalitas kita yang setali tiga uang dengan mentalitas birokrasi pemerintah kita yang akhirnya menjadi budaya bangsa kita, itulah menyebabkan kata calo dan makelar mengalami gejala bahasa peyoratif atau menjadi bermakna negatif.

--------mw--------

*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia. **) Sumber bacaan hasil google search dengan kata kunci "calo mental calo"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun