Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ide dan Mimpi Besar Kompasiana serta Kreativitas Kompasianer

19 Juli 2015   10:25 Diperbarui: 19 Juli 2015   10:25 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Profil Mas Wahyu Bertema Keindahan Indonesia"][/caption]

 

Ada keinginan dan semangat yang besar dalam diri pengelola Kompasiana, yaitu membesarkan warga (Kompasianers. Pen.) lewat media terbuka Kompasiana. Tak hanya itu, mereka pun serius mewujudkannya. Yang dimaksud "membesarkan" dalam konteks itu saya menangkap sebagai menjadikan buah karya Kompasianer bermanfaat buat orang lain selain diri penulisnya dalam koridor sharing and connecting. Hal penting itu tercermin dalam komentar Iskandar Zulkarnaen atau yang akrab disapa Iszet menanggapi status saya di Facebook tertanggal 15 Juli 2015 (lihat screenshot di bawah). "Ide besar dan mimpi besar saya memang ke arah situ. Membesarkan warga lewat media terbuka seperti ini.." (Komentar tertanggal 17 Juli 2015 dalam Facebook).

[caption caption="Ide dan Mimpi Besar Admin Kompasiana Iskandar Zulkarnaen"]

[/caption]

Saya awalnya skeptis dan pesimis dengan style baru Kompasiana yang diluncurkan beberapa waktu yang lalu. Cukup beralasan, Kompasiana baru memberikan kepada saya (kita) banyak error, sulit menulis dan mem-posting, sulit berkomentar, sulit memberi nilai bahkan untuk hal yang prinsip: sulit log-in dan lain sebagainya. Beberapa kali saya mencoba menulis artikel di word processor yang disediakan, namun selalu gagal mempostingnya, bahkan bentuk draftnya pun hilang tak keruan rimbanya. Tentu saja membuat saya jengkel. Sudah capai menulis, dengan gampangnya hilang. Itu menyebabkan saya (mungkin juga sebagian Kompasianers lain) menggerutu, menyindir Pengelola Kompasiana dalam berbagai kesempatan, bahkan juga seperti sebagian Kompasianer lain saya pun berhenti menulis. 

Seperti kata guru menulis saya, Pakde Kartono suatu ketika dalam nasehatnya kepada saya, "Boleh berhenti menulis, tapi jangan sampai passion menulis itu hilang." Kelamaan tidak menulis di Kompasiana menyebabkan saya seperti kehilangan sesuatu. Pikiran dan hati saya tidak ingin sesuatu itu hilang begitu saja. Saya memang berhenti menulis, tapi ternyata passion menulis saya tidak bisa padam. Jadi, mau tidak mau saya harus berhadapan dengan Kompasiana baru yang serba baru dan sulit...! Saya mulai dan harus menyesuaikan diri dengan Kompasiana baru. Terpaksa.

Setelah tulisan pertama saya tertanggal 14 Juli 2015 (baca "Cara Sederhana Buat Cover untuk Profil di Kompasiana") sejak Kompasiana diluncurkan, saya merasa lambat laun rasa skeptis dan pesimis itu akan berubah berangsur menjadi harapan. Pasalnya saya merasa bisa menyesuaikan diri dengan Kompasiana baru.

Hal termudah yang saya lakukan untuk menyesuaikan diri dengan Kompasiana baru adalah saya "bermain-main" dengan cover profil saya sendiri. Sebagaimana status saya dalam screenshot di atas, ternyata dalam cover profil Kompasiana yang sederhana itu pun bisa dibuat profil cover dengan keindahan tersendiri. Tentu saja jika kita mau berkreasi. Berikut beberapa cover profil yang pernah saya buat.

Tema Panorama Keindahan Laut

[caption caption="Tema Panorama Keindahan Laut"]

[/caption]

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun