Kompas memberitakan, tanpa mengungkap identitas korban ataupun keluarga, Sekretaris Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda mengatakan bahwa korban berjenis kelamin laki-laki dan merupakan teman sekelas AK, korban pertama kekerasan seksual di TK JIS.
Menurut pengakuan korban kepada KPAI, kejahatan itu terjadi ketika korban sedang membuat senjata mainan dari gulungan tisu toilet di dalam kelas pada jam istirahat, sekitar pukul 11.00 WIB.
Tiba-tiba pelaku yang merupakan petugas kebersihan (cleaning service) mendorong korban ke sebuah ruang yang tidak dilengkapi kamera CCTV, dan melakukan perbuatannya.
"Ini adalah pelaku yang berbeda. Makanya kami akan minta foto cleaning service lainnya. Korban hanya ingat pelaku menggunakan baju biru," sambungnya.
Dikhawatirkan muncul korban-korban berikutnya, atau bahkan ada korban di masa lalu yaitu saat penjahat pedofilia William James Vahey mengajar di JIS di tenggang 1992 - 2002.
Lalu pertanyaan berikutnya apakah JIS dengan sikap tertutupnya merupakan kedok untuk menyediakan surga bagi para pelaku pedofilia memuaskan nafsu bejat mereka. Jangan biarkan para penjahat pedofilia ini membuat nista kepada anak-anak Indonesia? Tak hanya ditutup JIS harus bertanggung jawab kepada masyarakat Indonesia. Jangan biarkan pengurus JIS minggat dari Indonesia dengan meninggalkan NISTA kepada anak-anak Indonesia.
Harus diusut dengan tuntas, hukum pelaku pedofila dengan hukuman mati. Pelaku meninggalkan trauma seumur hidup, mereka perampas dan penghancur masa depan korban yang merupakan generasi penerus bangsa Indonesia.
-------mw-------
*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia