Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Asap-asap di Ujung Mati

16 Agustus 2014   12:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:24 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_338280" align="aligncenter" width="342" caption="Asap Asap Di Ujung Mati"][/caption]

Sumber Gambar

Sungguh kamu itu menganiaya dirimu sendiri
sudah diperingati dengan ancaman bahaya mati
tapi hati sanubarimu seolah tertutupi
tapi akalmu pun berpikir tak peduli

dengan bangga katamu sambil tertawa
sungguh nikmat hisapan asap-asap itu
lebih baik terputus cinta dibanding tanpanya sehari saja
sungguh tanpa asap-asap itu pening kepalaku

tak terasa racun asap-asap itu menumpuk dalam tubuhmu
dengan berjalannya waktu membekukan darahmu
menyumbat pembuluh darah jantungmu
lalu nyeri membakar dada menyergap sewaktu-waktu

lalu nikmat asap-asap itu tak terasa lagi
berubah menjadi siksa berhari-hari
bernafas tersengal-sengal capai setengah mati
nyaman hidup pun tak terasa lagi

lalu apa maumu jika pembuluh darah tersumbat menghenti?
lalu apa dayamu jika kini kamu terbaring seolah mati?
lalu apa alasan yang kamu buat lagi?
kini lalu apa kamu bisa tertawa lagi?

jika nafasmu seperhirupan buku jari
dengan rasa sakit menjalar ke seluruh pori-pori
jika otakmu seakan pecah terburai
dengan sakit tak terperi

kamu seolah dalam gelap terkubur hidup hingga nafasmu senin kamis
udara yang kamu bisa hirup seolah menipis
waktu sedetik serasa bak setahun lamanya
derita sengsara terasa membakar jiwa raga

jika kamu di ujung sakaratul maut dengan sakit tak terkira
dengan cucuran air mata kamu kerahkan seluruh kemampuan doa
maka kamu akan meminta dengan segenap kerelaan jiwa raga harta
maka kamu akan memohon dengan sumpah yang kamu punya

suaramu menghiba-hiba dengan deritamu kini kamu merasa lebih baik mati
tapi nyawa dalam tubuhmu tak mau bergerak pergi
maka kamu akan berdoa ribuan kali
bahkan jutaan kali janji-janji

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun