Mohon tunggu...
Ouda Saija
Ouda Saija Mohon Tunggu... Dosen - Seniman

A street photographer is a hitman on a run.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Iseng: dari Kompasiana ke 8 Negara

3 Maret 2012   09:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:34 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_174698" align="aligncenter" width="686" caption="Di toko buku online Jerman"][/caption]

Salah satu yang dimiliki manusia dan tidak dimiliki oleh binatang saya kira adalah kemampuan bertanya yang menjadi dasar sebuah refleksi. Refleksi yang jujur biasanya akan memperkaya pemahaman diri dan membawa kemajuan. Pertanyaan yang paling dalam dan paling sulit dijawab adalah pertanyaan dengan kata tanya MENGAPA. Kerbau dari jaman purba sampai sekarang makan rumput karena mereka tidak punya kemampuan bertanya dan berefleksi. Sebagai perbandingan, manusia mengalami perkembangan dan kemajuan dibidang makan karena selalu bertanya. Misalnya sekelompok masyarakat yang makan nasi akan bertanya: “mengapa kita selalu makan nasi putih?” Lalu terjadilah permenungan dan terjadilah kemajuan, muncullah nasi kuning, nasi uduk, nasi liwet, dan nasi-nasi yang lain.

Tetapi kadang pertanyaan dengan kata Tanya MENGAPA itu bisa melelahkan. Saya akhir-akhir ini jarang menulis mungkin karena saya terlalu banyak bertanya: “mengapa saya menulis?”. Akhirnya yang terjadi saya merasa menulis hanyalah kegiatan “iseng” yang buang-buang waktu. Maka dalam keputusasaan saya tentang menulis saya berdiskusi dengan seorang teman lama. Saya ajukan pertanyaan yang sama “Ngapain ya aku nulis? Iseng dan buang-buang waktu ya?”

Jawaban teman saya sangat mengejutkan, “plak” seperti sebuah tamparan yang telak. Dia bilang: “We are all striving for perfection.” Kita semua berjuang untuk menjadi lebih baik. Jadi kesimpulan saya: menulis adalah jalan menuju lebih baik, menulis bukanlah suatu tujuan akhir.

Mungkin awal saya menulis dulu di Kompasiana lebih sebagai keisengan mengisi waktu. Tapi lama-lama memang ada manfaat lain. Saya menjadi rutin menulis dan tulisan itu sempat saya bukukan menjadi dua buku kumpulan flash fiction dan sebuah buku antologi puisi.

[caption id="attachment_174699" align="aligncenter" width="582" caption="Di Spanyol"]

13307681811895825620
13307681811895825620
[/caption]

Dari menerbitkan buku iseng ini sayapun pernah menjadi korban iseng. Seorang teman yang tidak tahu kalau saya suka nulis bertanya: “Ternyata sudah nerbitin buku ya?” Saya jawab iya dan saya balik bertanya dari mana dia tahu. Katanya suatu hari ketika dia sedang iseng mencari sesuatu di Google dia menemukan salah satu buku saya. Sayapun kemudian ikutan iseng meng-google buku saya sendiri dan hasilnya menyenangkan. Ternyata salah satu buku saya, hasil saya menulis ‘iseng’ di Kompasiana yang kemudian saya terbitkan dalam bahasa Inggris terpajang di banyak toko online. Secara keseluruhan ada 21 toko buku online di 8 negara yang memajang buku saya( Amerika, Inggris, Australia, New Zealand, Perancis, Spanyol, Jerman, dan India).

Meskipun tidak laris manis, ada juga beberapa yang terjual. Jadi iseng-iseng berhadiah… hehehe

Mari menulis lagi….

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun