Mohon tunggu...
Ouda Saija
Ouda Saija Mohon Tunggu... Dosen - Seniman

A street photographer is a hitman on a run.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Antek Amerika, Antek Jepang: Orang Gila

1 Februari 2011   17:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:59 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1296583305168418847

[caption id="attachment_88542" align="aligncenter" width="526" caption="teddy bear"][/caption]

Pasar Godean terletak kira-kira 12 kilometer dari kota Jogjakarta ke arah barat. Sebuah pasar desa yang cukup ramai karena aktifitasnya yang 24 jam. Pada siang hari pasar itu layaknya pasar di desa, apa saja ada. Pada malam hari sayur belut dan rempeyek belut dijajakan sampai pagi. Inilah kekhasan pasar itu.

Semenjak dua tahun lalu ada kekhasan lain yang mencolok mata, seorang laki-laki gila berambut gimbal ala Bob Marley duduk di sudut pasar di dekat lampu merah. Jarang sekali dia beranjak dari tempat duduknya. Dia ditemani sebuah boneka teddy bear berwarna coklat sebesar anak TK. Kalau dia duduk boneka itu dipangkunya. Kalau dia berbaring boneka itu dipeluknya. Kalau dia berjalan boneka itu digendongnya.

Setiap lewat perempatan itu aku selalu kena lampu merah. Dan setiap kali pula dia memandangiku dengan mata mencemooh. Setiap hari, selama dua tahun. Lama-lama aku tak tahan dengan mata cemoohnya. Aku jadi penasaran, apa yang dia cemooh pada diriku.

Aku hentikan sepeda motorku, ku parkir, dan aku menghampiri dia. Matanya menyorotku, ramah tapi masih mencemooh. Rasanya kami tak perlu berkenalan karena selama dua tahun setiap hari kami sudah saling bertatap mata.

“Mas, apa salahku padamu? Mengapa setiap kali aku lewat kau menatapku dengan tatapan penuh cemooh? Tanyaku padanya membuka percakapan. Namun dia diam saja. Dia sedikit tersenyum, sebuah senyum kecil yang lebih penuh dengan cemoohan.

“Mas, aku tahu kamu ini orang gila tapi mbok jangan menatapku dengan penuh penghinaan begitu.” Kataku sambil beranjak pergi.

“Siapa yang gila?” sahutnya menghentikan langkahku.

“Ya jelas sampeyanlah. Masak saya yang gila? Selama dua tahun ini kerja sampeyan memeluk teddy bear duduk di situ. Gila itu mbok ya pilih-pilih, meluk kok teddy bear. Sampeyan ini antek Amerika ya? Teddy bear kan lambang budaya Amerika. Mbok ya meluk wayang misalnya, nguri-uri budaya. Wong edan Godean aja bergaya keamerika-amerikaan.” Saya hajar orang gila itu dengan ceramah nasionalisme berkebudayaan saya.

“Ya jelas yang gila sampeyan. Selama dua tahun sampeyan wira-wiri tiap hari di depan saya. Pagi ke sana, sore ke sini naik Honda. Sampeyan ini antek Jepang ya? Honda kan lambang budaya kemajuan industri Jepang. Lha mbok ya naik kerbau atau kuda Sumbawa. Kejepang-jepangan!” balasnya meneriaki saya.

Orang-orang di pasar mulai berdatangan mengerumi kami. Mereka ingin tahu apa yang terjadi. Saya menghidupkan motor dan pergi, daripada orang-orang menyangka saya juga gila.

------------------------------------

Sampeyan [bhs. Jawa] - Anda

Nguri-uri [bhs. Jawa] - memelihara

Wong [bhs. Jawa] – orang

Wira-wiri [bhs. Jawa] – hilir mudik

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun