Bulan lalu sebelum ada pembatasan pergi-pergi karena Covid-19 saya sempat menelusuri sebagian jalanan Jakarta dengan lensa lama buatan Rusia. Bagi pecinta lensa klasik atau vintage Helios adalah nama yang tidak asing.Â
Saya mendapat lensa Helios-33 yang panjang fokusnya 35mm dengan diafragma terbesar F/2 di Master Camera, Senayan Trade Center (STC). Awalnya saya ragu dengan lensa ini karena bentuknya yang mungil dan sangat ringan.Â
Tetapi setelah mencoba-coba ternyata hasilnya tajam dan bokehnya menarik. Dengan bantuan adapter lensa ini bisa dipasang di kamera digital moderen. Semua foto dalam tulisan ini saya ambil dengan lensa Helios-33.
Saya mendapat lensa yang berwarna hitam dengan tulisan putih dan hijau. Cincin diafragmanya tidak klik jadi bisa juga dipakai untuk video. Putaran cincin fokusnya sangat lembut dan putarannya panjang, hampir 320 derajat sehingga memungkinkan presisi fokus yang akurat.
Saya memasangkan lensa ini dengan kamera Fujifilm X-Pro2 dengan pengaturan hitam-putih Acros. Yang perlu diingat adalah bahwa lensa ini adalah lensa manual.Â
Jadi pastikan mengatur fokus dan diafragma sebelum menekan tombol jepret. Tentu lensa ini bukan untuk Anda yang tidak mau belajar pemfokusan manual. Karena ukurannya yang mungil dan designnya yang tidak menyolok, lensa ini sangat cocok untuk fotografi jalanan atau nyetreet.
Sabtu pagi saya jalan-jalan di STC, cuci mata dan berburu lensa lensa tua. Sesudah makan siang saya mulai menelusuri jalanan Jakarta. Tak terasa matahari telah terbenam, namun ternyata si mungil buatan Rusia ini masih mampu menangkap foto-foto jalanan tanpa kesulitan. Kalau Anda menyukai street photography dengan lensa manual, lensa ini sangat saya rekomendasikan.