Mohon tunggu...
Ouda Saija
Ouda Saija Mohon Tunggu... Dosen - Seniman

A street photographer is a hitman on a run.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

[Street Photography] Membelakangi Old Delhi

24 Juni 2018   11:26 Diperbarui: 24 Juni 2018   16:29 1900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kita mengenal New Dehli sebagai ibu kota India saat ini. Namun, sebelum New Dehli dibangun, ibu kota sebelumnya adalah yang sekarang dikenal dengan nama Old Delhi. Old Dehli yang aslinya bernama Shahjahanabad adalah ibu kota Kekaisaran Mughal terakhir yang berkuasa di India dari tahun 1526 sampai tahun 1857. 

Old Delhi menjadi ibu kota Mughal mulai tahun 1648. Kekaisaran ini adalah kekaisaran Islam yang konon penguasanya adalah dinasti campuran Asia Tengah keturunan Kubilai Khan dan dinasti Persia. Maka kalau kita menelusuri kota tua Delhi yang kita jumpai adalah peninggalan-peninggalan peradaban Islam seperti Masjid Jama, Benteng Merah atau Red Fort, dan Pasar Chandni Chowk.

Masjid Jama (dokpri)
Masjid Jama (dokpri)
Tantangan bagi seorang street photographer ketika mengunjungi tempat wisata dengan peninggalan bangunan kuno adalah melupakan prinsip fotografi jalanan yaitu menangkap momen kemanusiaan. Kerena bangunan yang mempesona kita jadi terlalu asyik memotret bangunan-bangunan tersebut dan melupakan peristiwa kemanusiaan di sekitarnya yang sedang terjadi dan menunggu untuk diabadikan.

Anak Jalanan di Halaman Masjid Jama (dokpri)
Anak Jalanan di Halaman Masjid Jama (dokpri)
Trik yang menarik yang bisa kita tiru adalah gaya seorang street photographer kawakan (kalau tidak salah Henri Cartier Bresson) yang ditugasi meliput acara resmi keluarga Kerajaan Inggris. Sebagai fotografer seharusnya dia menghadap panggung utama dan memotret peristiwa penting tersebut. Tetapi yang dia lakukan adalah sebaliknya, dia membelakangi panggung utama dan mulai memotret orang-orang yang menonton acara kenegaraan itu.

Tidur di Lantai Marmer yang Sejuk (dokpri)
Tidur di Lantai Marmer yang Sejuk (dokpri)
Ketika mengunjungi tempat wisata yang mempesona kita bisa memotret bangunan-bangunan yang ada sekali dua kali tetapi kemudian harus balik badan. Kita harus memperhatikan hal-hal kemanusiaan yang sedang terjadi seperti interaksi para pengunjung, para penyedia jasa angkutan, penjual suvenir dan makanan, orang-orang yang hidupnya tergantung dari tempat wisata itu, dan hal kemanusiaan unik lainnya.

tanpa alas kaki (dokpri)
tanpa alas kaki (dokpri)
Sesudah mengambil beberapa foto Masjid Jama di Old Delhi dengan latar belakang langit biru dan beberapa gumpal awan, saya pun balik badan dan segera mengeksporasi peristiwa kemanusiaan di halaman masjid setelah sebelumnya melepas alas kaki dan menyewa sandal kain. Setelah itu saya menikmati indahnya interior masjid dengan tetap memotret peristiwa-peristiwa kecil yang terjadi.

Tanpa alas kaki (dokpri)
Tanpa alas kaki (dokpri)
Jalanan Old Delhi memang sangat kaya dengan peristiwa kemanusiaan. Peradaban yang sudah sangat tua berbaur dengan kehidupan moderen menghadirkan keunikan-keunikan relasi manusia. Old Delhi yang sangat terik pada musim panas tetap menjadi surga bagi fotografer jalanan. Setiap jengkal jalan dan gang sempit begitu instagramable bagi street photographer generasi IG.

Tukang Rickshaw (dokpri)
Tukang Rickshaw (dokpri)
Skuter (dokpri)
Skuter (dokpri)
Meminta sedekah roti (dokpri)
Meminta sedekah roti (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun