Mager, Sebuah Teknik "Street Photography"

Bahasa verbal adalah salah satu keunikan dan sekaligus keunggulan manusia dari makhluk lainnya yang menguasai bumi. Bahkan bukan hanya menciptakan bahasa, manusia juga terus mengembangkan bahasa. Salah satu perkembangannya adalah bahwa setiap generasi selalu saja memunculkan istilah atau kosakata baru. Dalam tulisan sebelumnya saya menghubungan istilah baru yang banyak dipakai anak muda, “baper” dengan fotografi. Pada tulisan ini saya juga akan menghubungkan istilah dan gaya hidup baru anak muda sekarang, “mager” dengan fotografi, khususnya street photography.

Hasil MAGER di parkiran pasar (dok. pribadi).

Street Photography adalah sebuah genre fotografi yang sangat luas. Bagi saya street photography adalah sebuah seni fotografi yang tidak hanya mementingan hasil fotonya tetapi juga melibatkan ekstasi saya sebagai fotografer, sebagai seorang seniman. Sensasi rasa inilah yang juga ingin  saya bagikan kepada penikmat hasil foto saya. Maka dari itu kebanyakan street fotografer memakai lensa fixed atau bukan zoom karena dia ingin dekat dengan subjek yang difoto.

Lensa yang biasanya saya pakai berkisar antara 28mm sampai dengan 50mm sehingga saya bisa merasakan suasana subjek fotonya. Kalau saya memotret seorang pekerja di jalanan, saya ingin bisa meihat bulir-bulir keringatnya, bahkan baunya sehingga saya bisa merasakan sensasi beratnya pekerjaan tersebut. Kalau saya memakai lensa zoom, sensasi rasa ini tidak akan timbul.

Tentu saja sah-sah saja membuat foto jalan dengan lensa panjang 300mm misalnya, namun ketika kita menekan tombol shutter tidak aka nada rasa apa-apa. Hasil fotonya mungkin sama persis, tetapi sensasi rasa kita sebagai seniman foto tidak ada.

Hasil MAGER di toko 24 jam (dok. pribadi).

Sensasi lain yang akan terasa ketika memakai lensa yang memaksa kita tak berjarak dengan subjek foto adalah sensasi penantian reaksi dari orang asing yang kita foto. Street photography biasanya dilakukan dengan candid, subjek foto tidak atau belum sadar bahwa ada seseorang yang memotretnya. Kita sendiri sebagai fotografer harap-harap cemas.

Akankah si subjek foto sadar bahwa kita telah mencuri fotonya? Apa yang akan dia lakukan kalau sampai dia tahu? Mungkin dia hanya akan tersenyum, tetapi bisa juga dia akan marah dan menampar kita. Mungkin juga dia seorang yang narsis dan akan bergaya lalu minta difoto lagi. Sensasi ketidakpastian reaksi inilah yang akan memacu adrenalin seorang street fotografer.

Hasil Mager di stasiun metro (dok. pribadi).

Mager atau malas gerak bisa menjadi salah satu teknik yang sempurna untuk seorang street fotografer. Istilah kerennya dalam fotografi mager adalah fishing technique. Seperti seorang yang sedang memancing kita memilih satu tempat dan berdiam di tempat itu menunggu. Kunci sukses fotografer mager adalah kesabaran.

Mager di restoran (dok. pribadi)

Pertama pilih satu lokasi dengan latar belakang yang menarik. Sesudah itu kita sabar menunggu subjek foto yang menarik. Seperti memancing teknik mager banyak mengandalkan keberuntungan dan kepintaran memilih lokasi. Saya membagikan hasil MAGER saya di akun Instagram ini. Selamat mencoba!