Mohon tunggu...
Ouda Saija
Ouda Saija Mohon Tunggu... Dosen - Seniman

A street photographer is a hitman on a run.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Dari Ngompasiana ke Buku Mikro-ethnografi

24 Januari 2011   05:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:14 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anda tentu mengenal tulisan-tulisan kompasianer Ary Amhir tentang berbagai keluyurannya makanya dia sering dijuluki kaki kelana. Dari perjalanan dia di Malaysia inilah dia menerbitkan sebuah buku catatan perjalanan yang menurut saya lebih berupa mikro-ethnografi.

Karya ethnografi memang mewadai cakupan yang luas. Karya ethnografi biasanya mencoba menguak budaya dari segolongan masyarakat tertentu. Pendekatan yang dipakai untuk memperoleh informasi adalah dengan pengamatan langsung atau melalui wawancara. Wawancara bisa dilakukan dengan terstruktur ataupun dari obrolan keseharian namun mengungkap adat kebiasaan dari kelompok masyarakat yang dipelajari.

Mikro-ethnografi sendiri adalah sebuah penelitian atau pengamatan yang kemudian dituliskan terhadap cuilan-cuilan kejadian keseharian realitas masyarakat atau kelompok masyarakat. Pendekatan ini sangat cocok untuk menelaah peristiwa-peristiwa keseharian yang nampaknya kecil namun sarat akan makna yang mendalam yang mencermikan keadaan emosi, pernyataan politik, keberpihakan, hubungan status kekuasaan, dan nilai-nilai yang dianut serta realitas hidup yang lain. Pendekatan ini juga memungkinkan penggambaran detail dari sebuah realitas dari jarak dekat.

[caption id="attachment_86974" align="alignleft" width="284" caption="Buku Karya Ary Amhir"]

1295847236168658775
1295847236168658775
[/caption]

Kumpulan catatan perjalan yang merupakan bagian dari karya ethnografi, atau lebih tepatnya kumpulan mikro-ethnografi ini dapat dinikmati dengan menggunakan lima cara pandang. Pertama, kumpulan catatan perjalanan ini bisa kita nikmati sebagai sebuah kontribusi yang substantif. Dengan membaca kumpulan catatan perjalanan ini sendiri kita mendapatkan tambahan pemahaman yang substantif tentang realitas kehidupan sosial tenaga kerja Indonesia secara umum dan secara lebih khusus di Malaysia.

Kedua, kita bisa menikmatinya sebagai sebuah estetika. Catatan perjalanan bisa dinikmati sebagai sebuah dongeng. Catatan perjalanan para penjelajah yang mengukir sejarah misalnya kalau kita baca sebagai sebuah dongeng, nilai estetisnya akan muncul dengan sendirinya. Kita seakan ikut berpetualang dan pengalaman estetis ini biasanya sangat menyegarkan pikiran serta kita akan menemukan pesan-pesan berharga atau tema-tema mendasar dalam remeh-temeh keseharian. Seperti layaknya dongeng pesan moral ataupun pesan yang lain tidak pernah diungkapkan secara gambling, pembaca harus menemukan sendiri pesan tersebut. Penemuan atas pesan terpendam dalam dongeng inilah yang akan menjadi sebuah pengalaman yang menggairahkan.

Ketiga, kita bisa menikmati catatan perjalanan sebagai sebuah refleksi. Membaca catatan perjalanan tak jarang menjadi sebuah peristiwa berkaca, melihat objek melalui sebuah cermin dan bahkan menganalisa cermin tempat kita berkaca tersebut. Ketika bercermin, melihat sesuatu yang terpantul dari kaca, terkadang kita akan mengikuti saja apa yang ada di dalam bayangan cermin dan kita menerimanya sebagai sebuah realitas. Namun, pada saat yang lain, saat kita sedang kritis kita akan bertanya pada diri sendiri: apakah kaca tersebut objektif, apakah kaca itu terlalu cembung atau terlalu cekung, apakah kaca tersebut menggambarkan realitas?

[caption id="attachment_86976" align="alignright" width="300" caption="Buku Saya"]

12958477221047157425
12958477221047157425
[/caption]

Keempat, kita bisa membaca catatan perjalanan sebagai sebuah ‘impact’. Tidak ada sebuah tulisanpun yang bisa benar-benar tidak mempengaruhi seseorang. Sesudah membaca sebuah kisah, betapapun kecilnya kita tentu akan terpengaruh. Sebuah tulisan akan mempengaruhi kita baik secara intelektual maupun emosional. Kumpulan catatan perjalanan ini sarat dengan muatan politis khususnya tentang berbagai kebijakan ketenagakerjaan. Saya berharap bahwa catatan ini memberi impact terhadap penentuan kebijakan yang melanggar hak asasi manusia seperti kebijakan “dilarang hamil”. Mungkin kebijakan ini tidak tertulis namun catatan mikro-ethnografi ini bisa mengungkapnya.

Kelima, catatan perjalanan ini adalah sebuah ungkapan realitas yang dapat dipertanggung jawabkan sebagai sebuah realitas sosial dan kultural yang sahih karena penulisnya mengalami sendiri, mengamati sendiri dan menyertakan keterkaitan dan keterpisahan sekaligus pada subjek-subjek yang ditulisnya. Kisah-kisahnya memang bagai dongeng karena kadang mustahil terjadi dan sulit masuk akal sehat tapi semua itu adalah realitas-realitas yang tercecer. Semoga catatan tentang realitas-realitas yang bagai dongeng ini ber-impact dan membawa perubahan.

Selamat membaca. Untuk mendapatkan bukunya silakan hubungi penulisnya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun