Mohon tunggu...
setya nugroho
setya nugroho Mohon Tunggu... -

Sebutir debu di jagad raya yang menelusuri angin .. menuai butiran embun dan menikmati sengatan matahari .. dibawah langit Allah diatas bumi Allah .. untuk kemudian berhenti dan diam... mengembalikan tanah pada tanah .. air pada air .. nafas pada empunya... untuk pulang pada pemilik cahaya diatas cahaya....debu yang tak layak untuk angkuh..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang paling Indonesia?

19 Mei 2011   04:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:28 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sampaikan pada bangsaku... aku tidak pernah meminta gelar itu....

... lalu email itu mengapung di awan2 mimpiku ...dan aku terbangun dengan sisa senyum sang Jenderal di sudut mimpiku.... merindukannya mengirimkan email lainnya malam nanti...

ya aku memang selalu bangga akan setiap presiden di negeri penuh Inspirasi ini ... ada Bapak revolusi ...Bapak Pembangunan... Bapak Integritas.. Ada Ibu Inspirasi Indonesia .. ada Bapak Pluralisme dan sekarang Bapak Demokrasi.... setiap orang dari mereka punya kelemahan yang akan mudah diungkapkan ... tetapi kelemahan itulah yang menyempurnakan mereka sebagai manusia  ...kelebihan mereka adalah mereka menjadi orang2 yang berani berbeda ...dan meninggalkan "tanda" pada negeri ini untuk diingat bahwa mereka pernah ada dan mereka punya arti bagi bangsa ini ...seratus tahun kedepan atau seribu tahun kedepan....orang akan mengingat... mereka pernah memimpin sebuah negeri bernama Indonesia ...tapi kebanggaanku pada mereka belum menjadikan tulisan ini menjadi paling Indonesia...

dilain hari aku membuat tulisan  mengenai ..keranjang sampahku bernama DPR ...ini terlalu propokatif menurutku tapi apa daya ...  dinegeri tercinta ini seorang pemilih aktif yang menunjuk wakilnya di DPR ternyata tidak berdaya mengendalikan wakilnya yang terlibat korupsi , pornografi atau kolusi bahkan konspirasi ... beda dengan tempat sampahku... begitu aku mencium bau yang memuakkan maka dengan mudah aku membuang sampah itu jauh2 ... terpuaskan sesaat keinginanku membalas kemuakanku terhadap wakil rakyat yang telah kumodali dengan coblosanku beberapa waktu lalu... tapi juga menandakan aku masih mencintai mereka karena aku tidak membakar sampah yang ku buang itu...  membakar sampah sambil membayangkan mereka tentu hal yang keji... dan biarpun aku mulai putus asa dengan mereka .. tetapi aku tidak akan menyerah ... demokrasi harus membuat negeri ini lebih baik .. dan harapannya di akhir masa jabatan anggota DPR yang tidak akan aku pilih lagi ini... semoga mereka bisa membuat sebuah skema demokrasi ala Indonesia .. harus murah , meriah, berkualitas dan membanggakan ... lagi2  tulisan tentang wakil rakyat dari negeri demokrasi ke 3 terbesar didunia belum membuat aku menjadikannya paling Indonesia.

benar2 ...membingungkan untuk ditulis .. terasa tidak adil menulis yang satu dan mengganggap yang lain tidak "PALING INDONESIA" ... karena begitu banyak yang bisa dibanggakan dari negeri ini dengan segala kekurangannya...bahkan kata  sederhana tentang negeri inipun bisa menjadi indah , cantik dan luar biasa bila bisa memaknainya dan  mensyukurinya dalam damai... Bhinneka tunggal Ika...Garuda ... Pancasila ... Masjid Istiqlal ... Gereja Katedral... Borobudur... Prambanan ... Bunaken...Bali.. Krakatau .. Merapi... Jaya wijaya...Saman ...Kecak ...  srimpi ... I la galigo atau Matah Ati... soto ... rendang ... ayam betutu...pikirkanlah dan fahami.... Indah dan membanggakan  bukan?

jadi sampai hari ini.. masalahku hanya satu....  mana yang paling Indonesia ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun