Sudah dari sananya umumnya manusia takut akan kematian, maka ketika datang ancaman yang menciutkan nyali atau bahkan berpotensi menghilangkan nyawa manusia, membuatnya tak peduli dengan sekelilingnya, kecuali berlari menyelamatkan diri. Ungkapan untung masih selamat sepertinya menjadi ungkapan yang paling pas dalam filosofi kehidupan orang-orang jawa (?) atau mungkin orang Indonesia pada umumnya. Perisitiwa naas apapun yang menimpa dirinya atau saudaranya, selama tidak menghilangkan nyawa, masih bisa disebut 'masih untung' atau 'masih beruntung' :) *** Beberapa cerita penjambretan atau kekerasan di bumi Tunisia yang menimpa mahasiswa asing ataupun mahasiswa Tunisia sendiri seringa saya dengar. Namun ketika kejadian itu menimpa teman satu tanah air, rasanya nyali ini ikut ciut juga. Tak terkecuali peristiwa pada siang hari ini. Waktu masih menunjukkan pukul 1 siang lebih berapa menit, saya kurang memperhatikan berapa tepatnya, mengingat mata ini masih berat seberat kehidupan masyarakat kecil di Indonesia setelah kenaikan BBM. Terlebih, seharian kemarin menemani seorang teman mahasiswa Indonesia yang datang dari Spanyol menunjungi beberapa tempat wisata di Tunisia. Dan separuh perjalanannya ditempuh dengan berjalan kaki. Benar-benar jalan-jalan dalam arti sebenarnya. Sayup-sayup teman-teman terdengar ribut bercerita. lama-lama cerita semakin jelas. Dengan mata masih merah, saya pun segera bangun mendengar ribut-ribut cerita teman-teman. Menurut penuturan teman serumah yang bernama Jauhari Umar; salah satu teman serumah, sebut saja namanya kang Tono, dikejar pemuda Tunisia (entah preman atau sekedar pemuda biasa) dalam perjalanannya menujur rumah setelah kang Tono tidak memberi rokok yang diminta pemudia Tunisia tadi. Kalau hanya mengejar mengajak berkelahi si mungkin akan diladeni, karena toh kang Tono ini punya kemampuan silat yang tidak diragukan lagi. Tapi, melihat pemuda Tunisia ini mengejarnya dengan sebilah pisau, kontan saja teman saya ini berlari secepat kilat menuju rumah dan menggedor-gedor pintu rumah. Teman-teman pun segera berhamburan keluar rumah. Tak ketinggalan, mendengar ribut di depan rumah kami, Madam Salwa pemilik rumah yang kami sewa, ikut meneriaki pemuda Tunisia pembawa pisau tadi. "Isy bik inti bis sikkin!!!" serunya dalam bahasa arab Tunisia. Kontan saja hal ini membuat pemuda Tunisia ini pun akhirnya tidak melanjutkan aksinya dan melarikan diri. dan kang Tono pun alhamdulillah selamat tidak cedera apa-apa. Hanya sedikit syok mengalami peristiwa yang baru dialaminya ini. Kang Jauhari pun memungkasi ceritanya. Benar saja kata orang Indonesia, "Beruntung masih selamat..!" *** Beberapa menit kemudian, mungkin sekitar setengah jam, pintu rumah kami digedor dari luar. Segera saja teman-teman serumah menuju pintu depan, khawatir pemuda tadi datang kembali membawa teman-temannya. Suasana memang terasa masih mencekam. "Sykun..?" Tanya salah satu temanku yang berarti siapa dalam bahasa arab Tunisia. Ternyata setelah dibuka, beberapa orang yang mengaku intel dari kepolisian kota Tunis menanyakan detil pristiwa yang barusan dialami kang Tono. Rupanya madam Salwa pemilik rumah segera berinisiatif menghubungi pihak kepolisian. Salah satu teman rumah bernama Muntaha menuturkan bahwa madam Salwa memang punya koneksi yang cukup bagus dengan pihak intel dari kepolisian kota Tunis. Sekali lagi ungkapan orang Indonesia memang benar, "Beruntung masih selamat..!" Ppapun yang terjadi, tetap selalu beruntung! :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H