Mohon tunggu...
Otong Komen
Otong Komen Mohon Tunggu... -

man in black

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Kisah Yusuf dan Kisah Bashesha

24 Mei 2013   15:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:05 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika anda sedang mendapatkan musibah/fitnah yang membuat diri dan kehidupan anda terperosok ke tempat terendah atau aib anda menjadi terbuka kehadapan publik. maka ambillah dua kisah diatas sebagai pelajaran agar kedepannya anda dapat memperbaiki diri dan hidup anda.
Yusuf adalah seorang Nabi yang diutus Alloh dan dipersiapkan menjadi seorang pemimpin bagi Bani Israel sebagaimana diisyaratkan dalam mimpi beliau. Untuk mempersiapkan ketangguhan dan kesabarannya maka Alloh pun memberinya ujian yang berbagai macam. Dari cobaan pembunuhan oleh saudaranya, ujian syahwat oleh majikan perempuannya serta ujian fitnah dan pembunuhan karakter didepan publik yang membuatnya dipenjara atas kesalahan yang tidak dilakukannya. Dari semua ujian yang dilaluinya, tidak ada yang berasal dari kesalahan sikap/perbuatan Yusuf. Sehingga dapat disimpulkan bahwa apa yang dialami oleh Yusuf adalah skenario Alloh semata – mata, dan bukan konsekuensi / balasan Alloh atas amal buruk yang dilakukannya. Hingga pada akhirnya Alloh pun mengaruniakan nikmat yang besar kepada Yusuf dengan menjadikannya pemimpin Mesir pada saat itu.
Kisah lain adalah kisah seorang fasik yang bernama Bashesha. Dia awalnya adalah seorang ulama besar yang sangat disegani oleh masyarakat dan mempunyai ribuan murid yang selalu tunduk dan taat pada fatwa – fatwanya. Suatu ketika Alloh menguji keimanannya melalui syetan berwujud manusia untuk menggoda ulama besar ini. Syetan menguji keikhlasan dan ketaqwaan si Bashesha ini dengan berpura – pura menjadi sahabat yang soleh yang memiliki wirid yang lebih khusyuk dengan dia. Bashesha pun merasa penasaran dengan wirid sahabatnya dan menanyakan apa agar bisa wirid sekhusyuk sahabatnya ini. Dan syetanpun memberikan jawaban bahwa rahasia kekhusyukannya adalah karena ia pernah melakukan perbuatan dosa. Sehingga dengan dosa tersebut, ia bisa menyesalinya dan itulah yang menjadikannya sangat khusyuk. Singkat cerita Bashesha mengikuti saran syetan untuk mendapatkan dejarat kehusyukan yang lebih tinggi. Diawali dari satu maksiat kecil kemudian semakin lama menjadi maksiat dengan dosa besar. Hingga Bashesha melakukan dosa yang sangat besar dan terkuaklah aib yang selama ini disembunyikannya. Masyarakatpun akhirnya harus menetapkan hukuman qisas kepadanya. Ketika aib sudah terbongkar, diri sudah hina, dan tidak ada lagi tempat bernaung maka hanya sebutir iman dan nafas didadalah yang ia miliki. Maka selama nafas itu masih ada masih ada kesempatan bagi Bashesha untuk bertaubat kepada Alloh dan memohon ampun atas semua dosanya. Namun pada saat yang sama datanglah sahabat lamanya dengan pura – pura menawarkan pertolongan dari segala deritanya namun dengan mahar melepaskan butir iman yang tersisa didadanya. Akhirnya Bahsesha pun terjebak kembali rayuan syetan dan memilih untuk diselamatkan badannya dengan melepaskan iman yang dimilikinya. Hingga akhirnya iapun mati dalam keadaan berdosa.
Dua kisah diatas menjadi renungan bagi kita yang sedang ditimpa musibah/fitnah/ peringatan dari Alloh. Kita harus bias mengoreksi /evaluasi diri dan mengambil pelajaran yang tepat atas segala ujian yang kita lalui. Jika kita yakin bahwa ujian tersebut datang sebagai ujian Alloh(sebagaimana kisah Yusuf) maka sabar dan teguh dijalan Alloh adalah kuncinya. Namun jika ujian tersebut karena kesalahan dan dosa yang telah kita lakukan (kisah Bashesha) maka segeralah bertobat dengan sebenar-benar tobat. Jangan merasa benar, tidak bersalah, tidak berdosa yang pada akhirnya justru mengikis iman dan ketaqwaan kita kepada Alloh. Berandai – andai bahwa semua ujian yang diberikan Alloh akan manis pada akhirnya boleh – boleh saja asal kita tidak terlena dengan prasangka kebaikan2 yang telah kita lakukan. Namun lebih baik jika kita lebih mawas diri dan merasa bahwa ujian /finah yang menempa diri kita adalah sebuah peringatan dari Alloh. Sehingga kita harus mengaudit segala perbuatan kita dimasa lampau adakah dosa – dosa yang masih melekat dan belum kita tinggalkan dan/atau belum kita mintakan ampunan dari Alloh. Sehingga dengan menyadari banyaknya kesalahan dan kekotoran kita, kita bisa merasa bahwa hanya Azab dan Hukuman Alloh yang sebenarnya layak buat kita. Sehingga bukan lagi kerajaan dan kemenangan Yusuf yang mengisi wirid kita, namun penyesalan Adam dan Yunuslah yang pantas kita panjatkan kepada Alloh swt.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun